Yang jadi penyemangat bagi kami yaitu cuaca pagi itu masih cukup cerah. Gunung Merbabu dan Gunung Merapi setia menemani pendakian kami. Terlihat sangat indah. Dari atas sini pun bisa terlihat satu perkampungan dikelilingi lahan pertanian jauh di bawah sana.
Beberapa saat kemudian kami pun disuguhi pemandangan alam yang tak kalah indahnya. Gunung Sindoro dan Sumbing beralaskan awan putih tebal.Â
Kami pun menjumpai batu-batu besar di antara semak-semak. Namun ada cukup ruang di samping kanannya buat tubuh kami untuk melewatinya sambil berpegangan pada batu-batu tersebut. Diujung atas sana terdengar suara orang. Ternyata itu Post ke 3. Di sinilah titik temu antara jalur lama dan jalur baru.
Area Post 3: Watu Wayang cukup landai walau tak terlalu luas. Ada sebuah gubug. Di dalamnya ada dua orang, yang lelaki terlihat sedang memasak mie instan.Â
Perlu diingat lagi, Post 3 ini merupakan persimpangan. Kalau turun ke kanan itu "Jalur Baru", trek kami ketika mendaki. Sedangkan kalau turun ke arah kiri adalah "Jalur Lama".Â
Jika dari Post 3 turun beberapa meter saja ke arah kiri (jalur lama) Anda akan menjumpai mata air di mana para pendaki bisa mengambil air bersih untuk keperluan mereka.
Di Post 3 ini viewnya sangat memanjakan mata. Rasa lelah sejenak terlupakan ketika melihat keindahan Gunung Merbabu dan Gunung Merapi.
Dari Post 3 trek kepuncak semakin menanjak namun cukup lebar untuk berpapasan dengan para pendaki lainnya yang baru turun dari camping di puncak. Beberapa dari mereka memotivasi kami agar tetap semangat sampai berhasil ke puncak. Mereka tahu kami sudah tidak muda lagi. Usia kami sudah kepala lima.