Kami menyusuri trek tanah agak datar sempit dengan dominasi vegetasi pinus dan semak-semak. Ada juga jembatan kecil di sini. Tak lama kami sampai di Pos 1 Kemuning. Di sini ada petunjuk "Peta Jalur Pendakian". Ternyata lewat "Jalur Baru" agak memutar dengan beberapa kelokan.
Sayangnya di Pos 1 Kemuning tidak disediakan bangku untuk duduk. Terpaksa istri saya duduk ditanah beralaskan tisu kecil. Tapi kami tak meninggalkan sampah apapun di gunung loh. Sampah dari bungkus makanan pun kami bawa pulang.
Kami pikir setelah Post 1 trek masih agak landai ternyata sebaliknya. Namun dari segi positifnya banyak juga sih. Kami berdua bisa menguji kekuatan fisik kami masing-masing. Aktivitas jalan pagi yang rutin kami lakukan serta mulai aktif berenang lagi terbukti sangat membantu.Â
Lutut istri saya yang dulu pernah mengalami masalah. Bunyi "krek" dan terasa nyeri ketika jongkok. Puji Tuhan atas mukjizat-Nya sekarang tidak ada masalah. Dengan rutin jalan kaki pelan-pelan. Kemudian intensitasnya ditingkatkan secara bertahap sesuai kemampuan.Â
Setelah lutut merasa nyaman. Uji coba pertama kami hiking ke "Candi Gedongsongo" ternyata ia mampu. Lalu saya pun memberikan tantangan kepada istri saya. Suatu saat harus berani naik Gunung Andong. Terima kasih Tuhan akhirnya harapan kami bisa terkabulkan.
Saya mengajak ia naik Gunung Andong menyesuaikan dengan kemampuan fisiknya. Jika capek ya istirahat. Kalau merasa sangat berat, kita turun saja. Setidaknya sudah pernah mengalami sensasi naik gunung.Namun ternyata motivasi istri saya sangat kuat bahwa ia percaya akan mampu sampai puncak.
Mulai Post 1 trek sudah cukup terjal nanjaknya. Di jalur ini kami menjumpai gubuk kayu beratap asbes. Kami istirahat sebentar disini sambil minum dan makan bekal kami-- sosis ayam agak besar digulung roti tawar dioles margarin lalu dicelup ke kocokan telur lalu dipanggang. Nikmat sekali makan seperti ini sambil menikmati sejuknya udara pegunungan.Â
Kami pun sering berjumpa dengan para pendaki lain. Anak-anak sekolah dari Kabupaten Magelang pun terlihat gembira menuruni lereng Gunung Andong. Dengan tubuh yang sehat belajar di sekolah akan lebih maksimal. Tantangan mendaki gunung pun bagus buat menempa mental anak-anak sehingga tidak mudah putus asa.
Setelah cukup beristirahat, kami melanjutkan perjalanan lagi. Akhirnya sampai juga di Post 2: Dewa Ndaru. Disini pun ada "Peta Jalur Pendakian". MMT ini kontribusi dari kegiatan mahasiswa KKN "Institut Agama Islam Negeri Salatiga ". Tentu sangat membantu. Kami jadi tahu sudah sejauh mana kami mendaki.Â
Trek mulai Post 2 semakin menantang. Trek sempit berbatu-batu. Disisi kiri lereng gunung curam. Kami pun perlu ekstra hati-hati dalam menapakkan kaki. Jika terpeleset jatuh bisa berakibat fatal.