Mohon tunggu...
Aris Balu
Aris Balu Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis seputar fiksi dan fantasi || Bajawa, Nusa Tenggara Timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Reog

2 Agustus 2022   21:42 Diperbarui: 4 Agustus 2022   20:30 2039
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Seniman menampilkan tari Reog Ponorogo. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF via kompas.com)

"Selera humormu tidak pernah berubah, sayangku, selalu buruk." Jawab Pujang Anom sambil tersenyum. 

Tentu saja ia tidak baik-baik saja. Harga atas kekuatannya ialah penderitaan abadi. Ia selamanya akan berada diantara ambang neraka dan dunia, merasakan penderitaan fana serta nyata secara bersamaan. Sebuah nasib yang lebih buruk dari kematian.

Namun semua itu sepadan, semuanya rela ia lakukan jika ia bisa terus bersama dengan adik sekaligus kekasihnya.

"Sekali lagi, adinda. Sekali lagi akan kupersembahkan kerajaan ini padamu." Ujar Pujang Anom memantapkan hati.

"Aku menantikannya," jawab Song_ Riris sambil tersenyum dalam pelukan Pujang Anom.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun