Berselang beberapa bulan, saya menyusul resign dan pilih memulai hidup baru di Palembang. Berharap bisa membuka lembaran baru.
Apa saya berhasil melupakan Arya? Tidak. Tidak mungkin jika dia terlanjur menorehkan luka paling dalam sekaligus paling keren yang pernah ada di hati saya. Lagipula, saya juga tidak berniat melupakannya kok.
Kalau tidak salah ingat, kami terakhir jumpa sekitar 5 tahun lalu saat dia ke Palembang. Iya. Hubungan kami masih sangat oke. Kami bahkan masih berteman baik sampai sekarang. Keren sih memang, tapi kalau dipikir mungkin itu juga dulu yang membuat proses move on berlangsung begitu lama.
Kabar baiknya, semuanya sudah berlalu sekarang. Saya sudah berdamai dengan semua itu. Juga saya sudah punya tambatan hati yang baru.
Arya dan semua yang pernah terjadi di antara kami biarlah tetap hidup dalam memori. Bagaimana pun, dia adalah lelaki yang paling berjasa mengajari saya tentang cinta.
Oh iya, dalam waktu dekat, ada kemungkinan saya akan jumpa lagi dengan Arya. Belum tahu sih, bakal seperti apa pertemuan kami kelak. Bingung juga mau membahas apa. Tapi kalau benar saat itu tiba, akan ada satu pertanyaan yang pasti terlontar dari mulut saya:
Dear mantan, masih gay kah dirimu?
***
Tulisan ini dibuat dengan rasa terima kasih pada mantan terindah yang pernah ada, dan diikutsertakan pada event Blog Competition Estafet sebagai bagian dari Tim Pempek Lenggang dari Palembang.
"Pempek Lenggang oi Pempek Lenggang
Pempek untuk orang tersayang