"Assalamualaikum, Bunda."
"Waalaikumsalam, nak." Jawab Bunda yang kulihat sambil mengusap air mata dengan cepat.
Kebingungan yang kudapat saat sampai rumah, melihat keadaan Bunda dan ada Ayah disampingnya. Itu yang membuatku heran, tidak biasanya Ayah pulang di jam yang sama denganku.
"Bunda, kenapa ayah sudah pulang?."
Dengan lirih dan kembali menangis, Bunda menjawab
"Ayah dikeluarkan, nak dari pekerjaannya."
Kaget, sedih, bingung menjadi satu. Itu yang kurasakan saat ini
"Kenapa bisa seperti ini, yah?" Tanya ku yang perlahan berjalan menghampiri orang tuaku.
"Ayah difitnah melakukan kecurangan, nak" jawab ayah dengan tetes air mata yang sesekali turun dan berusaha agar terlihat tegar dihadapanku dan bunda.
Hancur hatiku melihat kedua orang tuaku yang menangis. Ayah, yang biasanya tidak pernah kulihat meneteskan air mata di depan anaknya, saat ini, dia melakukannya. Siapa sangka, jika paginya yang terlihat berjalan dengan normal seperti hari biasanya, saat sore hari tiba-tiba ada musibah yang muncul di keluargaku ini. Ku urungkan niatku yang ingin membicarakan tentang perguruan tinggi impianku.
Setelah mendengar semua kejadian kemarin, hari ini, aku bersiap bangun pagi untuk berangkat ke sekolah.