"Dek, maafin ayah, ya?" Ucap ayah yang menatapku tengah memakai sepatu.
"Kenapa ayah harus meminta maaf kepadaku?" Jawabku sambil tersenyum
"Maafkan ayah yang harus mengurangi uang sakumu untuk menghemat pengeluaran kita, tunggu ayah mencari pekerjaan yang baru ya, nak."
"Tidak apa-apa, Ayah." Jawabku sambil memeluk ayahku.
"Assalamualaikum, aku berangkat dulu, yah, bun." Pamitku
"Waalaikumsalam, hati-hati ya." Lanjut Ayah dan Bunda secara bersamaan.
Berjalan ku menuju sekolah seperti biasanya, tidak bisa ku berhenti memikirkan hal yang terjadi padaku dan keluarga ku saat ini, semuanya terasa berat. Sampai ku di sekolah, langsung ku berjalan ke arah meja ku yang terletak di belakang. Entahlah bagaimana ekspresiku sekarang, hingga teman dekatku yang bernama Vina menyadarinya.
"Lia"
"Lia!" Ucapnya sekali lagi, dengan mengguncang tubuhku.
"Ah, ada apa, vin?" Tolehku dengan kaget.
Tergeleng kepala Vina menatapku, melangkahnya dia ke tempat duduk sebelahku.