Peningkatan kinerja merupakan hal yang diinginkan dari perusahaan atau pemberi kerja maupun para pekerja. Perusahaan atau pemberi kerja membutuhkan kinerja karyawannya yang bagus untuk peningkatan hasil kerja dan keuntungan perusahaan. Manfaat kinerja karyawan untuk pekerja adalah sebagai pengembangan diri dan untuk mendapatkan promosi pekerjaan. Sehingga dapat disimpulkan kinerja karyawan yang bagus bertujuan untuk meningkatkan produktivitas. (Bangun, 2012).Â
Yusuf (2019) mengungkapkan bahwa peningkatan kinerja merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah institusi. Hal ini menurut Hasibuan (2010) karena kinerja karyawan adalah suatu hasil kinerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya atas dasar kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.Â
Berkaitan dengan peningkatan kinerja karyawan, hal ini tidak terlepas dari dua sisi yaitu 1). Meningkanya kinerja atau 2). Menurunnya kinerja. Menurunnya kinerja karyawan sepertinya mempunyai dampak negatif bagi organisasi. HaI ini dapat dilihat dengan seringnya karyawan datang terlambat, di samping itu, karyawan juga sering mempunyai ide-ide baru akan tetapi tanggapan dari pimpinan tidak sesuai dengan yang diharapkan karyawan, karena pihak manajemen dirasa kurang memperhatikan aspirasi bawahan. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan adanya acuan baku yang mendukung peningkatan kinerja karyawan organisasi. Acuan baku tersebut adalah budaya organisasi yang secara sistematis menuntun para karyawan untuk meningkatkan komitmen kerjanya pada organisasi.
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Faktor-faktor yang dapat menurunkan kinerja karyawan seperti kurangnya hubungan antar pribadi, sesama karyawan maupun atasan dan bawahan, dapat mengurangi loyalitas karyawan. Hubungan antar pribadi yang tidak baik ini disebabkan oleh sering bergantinya karyawan karena memakai sistem kontrak. Pada saat karyawan sudah habis masa kontrak karena keinginan karyawan atau perusahaan, maka membutuhkan waktu beradaptasi terhadap karyawan baru dan berpengaruh pada hubungan antar pribadi dan komunikasi. Jika perusahaan belum menemukan karyawan baru, maka karyawan yang lain akan merangkap pekerjaan. Terkadang hal ini juga menimbulkan rasa tidak suka karyawan atas pekerjaannya. Ketika loyalitas menjadi berkurang, kerjasama tim juga tidak baik, maka berdampak pada keterlibatan karyawan. Karyawan tidak merasa terdorong untuk merasa terlibat dan berkontribusi lebih dari standar yang ditetapkan perusahaan.
2.2.4 Dimensi Kinerja Karyawan
Menurut Rivai (2009:27) mengatakan "hampir semua cara pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :Â
Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses ataupun pelaksanaan kegiatan ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.Â
Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran kulitatif keluaran mencerminkan pengukuran "tingkat kepuasan", yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran.Â
Ketetapan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu merupakan jenis khusus dari engukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian sesuai kegiatan.Â
Menurut Stephen P. Robins (1994 ; 56); Gery Dessler (1995;57) dalam Pabundu (2004: 121-128) ada 5 dimensi dari kinerja karyawan, yaitu :Â