Mohon tunggu...
Ani Siti Rohani
Ani Siti Rohani Mohon Tunggu... Buruh - Perempuan penikmat sunyi

Life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Maria

29 Maret 2019   12:10 Diperbarui: 29 Maret 2019   19:42 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa maksud bapak bilang Maria mati?" tanyaku sebab tak percaya.

Baru dua hari yang lalu aku bertemu dengan Maria. Dia tampak sehat, bagaimana mungkin Maria meninggal?

"Aduh Neng, kalau tidak percaya tanya saja sama semua orang di sekitar sini. Semua orang kenal Maria, seorang pelacur cantik yang tak sepi orderan dari orang-orang kaya termasuk artis dan pejabat pun pernah merasainya. Dia itu sudah mati dua minggu yang lalu gantung diri," balas bapak itu panjang lebar.

Lalu, siapa yang kutemui dua hari yang lalu? Aku berkali menggelengkan kepala tak percaya.

"Tidak mungkin Maria mati. Aku baru bertemu dengannya dua hari yang lalu. Kalau bapak tidak percaya akan aku tunjukkan fotoku bersamanya yang kuambil saat bertemu," ucapku dengan suara sedikit dikeraskan. Aku marah.

Aku merogoh tas, mengeluarkan Smartphone lalu membuka album mencoba menunjukkan fotoku dengan Maria. Tapi..,

"Maria," lirihku.

Di foto itu hanya ada aku yang tengah tersenyum. Sementara wajah Maria yang seharusnya ada di sebelahku hilang entah ke mana. Seketika, air di mataku pun runtuh.


Kaohsiung, 29 Maret 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun