Ya, lagu itu kembali berbisik. Â
Semua terus berjalan. Bumi terus berputar pada porosnya. Kau benar, Jagostu.
Kau adalah satu-satunya temanku.
Si Baim, si Ryan Ho, si Dhani, bahkan si Ariel tidak mengerti yang aku rasakan. Mereka semua hanya mengeluh! batinku kesal.   Â
Dia yang memilih untuk tak tinggal. Bukan aku. Â
Dia yang memilih untuk lari. Bukan aku.
Aku menunggu pikiranku memainkan lagu-lagu lain. Mereka memang senang menggodaku. Untuk kembali murung. Untuk menggoyahkan keputusanku. Untuk kembali padanya. Â
Nah, mana? Apa lagi yang mau kau mainkan?! Â
Aku melihat jam tanganku. Ternyata sudah hampir 30 menit aku terbengong di sini. Lalu aku bergegas masuk ke rumah, bersiap menuju kampus. Ada mata kuliah Ekonomi Makro pagi ini.
Suara-suara itu perlahan hilang.
Aku sampai ke kelas pagi sekali. Mencoba bicara dengan siapapun yang pertama ku jumpai. Meski itu hanya caraku untuk menyembunyikan patah hatiku.