Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Trinitas dalam Teologi Pembebasan Leonardo Boff

6 Juni 2024   09:58 Diperbarui: 6 Juni 2024   10:02 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia telah menerima gelar doktor kehormatan dalam bidang politik dari Universitas Turin dan dalam bidang teologi dari Universitas Lund. Ia juga dihormati dengan berbagai penghargaan di Brasil dan berbagai negara lainnya, untuk dan atas nama perjuangan terhadap hak asasi manusia bagi mereka yang lemah, tertindas dan terpinggirkan.

Bersama Gustavo Gutierrez ia menjadi salah seorang yang paling dikenal dalam gagasan tentang Teolog Pembebasan. Ia menghadirkan refleksi yang berusaha mengartikulasikan kemarahan terhadap penderitaan dan marginalisasi dengan perjanjian wacana iman, yang melahirkan Teologi Pembebasan.

Ia tetap menjadi tokoh kontroversial dalam Gereja Katolik, terutama untuk kritik tajamnya terhadap hierarki gereja, yang ia lihat sebagai "fundamentalis". Dia selalu menjadi pembela hak asasi manusia, membantu merumuskan perspektif Amerika Latin baru dengan "hak hidup dan cara mempertahankan martabat mereka ". Karya para teolog pembebasan membantu mengarahkan pembentukan lebih dari 1.000.000 "komunitas umat basis gerejawi" (Comunidades Eclesiais de Base atau CEBs) di kalangan umat Katolik di Brasil dan di Amerika Latin. Pergerakan Teologi Pembebasan juga mengkritik peranan Gereja Katolik Roma dalam tatanan sosial dan ekonomi yang menindas masyarakat. (bdk. LG Bab 1, No. 8).

Otoritas Gereja Katolik Roma tidak menghargai kritiknya terhadap kepemimpinan gereja. Otoritas juga merasa dukungannya terhadap hak asasi manusia telah "mempolitisasi segala sesuatu" dan menuduhnya Marxisme. Pada tahun 1985, Kongregasi Ajaran Iman, pada saat itu diketuai oleh Kardinal Joseph Ratzinger membungkamnya selama satu tahun karena bukunya Church: Charism and Power. Dalam salah satu wawancara ia menuduh dan menyebut Kardinal Ratzinger sebagai "terorisme religius".

Ia hampir dibungkam lagi pada tahun 1992 oleh Gereja Roma, untuk mencegahnya berpartisipasi dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro, yang akhirnya membuatnya meninggalkan Ordo Fransiskan dan pelayanan imamnya. Sebagian besar hidupnya Boff telah bekerja sebagai profesor di bidang teologi, etika dan filsafat di seluruh Brasil dan juga sebagai dosen di banyak universitas di luar negeri seperti Universitas Heidelberg, Universitas Harvard, Universitas Salamanca, Universitas Lisabon, Universitas Berrcelona, Universitas Lund, Universitas Louvain, Universitas Paris, Universitas Oslo, Universitas Torino dan lain-lain [Lihat Leonardo Boff dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Leonardo_Boff; bdk. John Bowden, Who's Who in Theology, (New York: Crossroad, 1991), hlm.20.]

[2] Dr. Nico Syukur Dister, Teologi Sistematika I (Yogyakarta: Kanisius, 2004), hlm. 164.

[3] Leonardo Boff dan Clodovis Boff, Memperkenalkan Teologi Pembebasan, (judul asli: Introducing Liberation), diterjemahkan oleh Penerbit Bina Media Perintis (Medan: Bina Media Perintis, 2009), hlm. 95-110; bdk. Alistair Kee, "Liberation Theology" dalam Alan Richardson dan John Bowden (de.), The Westminster Dictionary of Christian Theology (Philadelphia: The Westminster Press, 1983), hlm. 328-330.

[4] Di antara mereka dapat disebut misalnya: Bartolome de Las Casas, Antonio de Montesiros, Antonio Vieram, Bruder Caneca dan lain-lain yang mewakili tokoh-tokoh rohaniwan.

[5] Gustavo Gutirrez menyebut dasar Teologi Pembebasan yakni komitmen kepada orang miskin, mereka yang tanpa identitas (non-person). Realitas kemiskinan dan penindasan menjadi dasar lahirnya teologi ini. Selain itu pula dasarnya adalah Teologi Politik yang digagas oleh Moltman dan Metz, yang sangat menekankan dimensi politis iman kristiani [Lihat H. M. Conn, "Liberation Theology" dalam Sinclair B. Ferguson dan David F Wright (ed.), New Dictionary of Theology (Leicester: Inter Varsity Press, 1988), hlm. 388.

[6] Metode Teologi Pembebasan adalah: 1) Orientasi: pembebasan bagi yang miskin dan tertindas, 2) Ruang lingkup: situasi konkret masyarakat, 3) Metode: refleksi atas praksis [H. M. Conn, "Liberation ...", hlm. 389.

[7] Gustavo Gutirrez Merino, O.P. (lahir di Lima, Peru, 8 Juni 1928; umur 81 tahun) adalah seorang teolog Peru dan imam Dominikan yang dianggap sebagai pendiri Teologi Pembebasan. Ia menjabat sebagai Profesor John Cardinal O'Hara dalam bidang Teologi di Universitas Notre Dame. Ia pernah menjadi profesor di Universitas Katolik Kepausan di Peru dan profesor tamu di banyak universitas terkemuka di Amerika Utara dan Eropa. Ia adalah anggota Akademi Bahasa Peru, dan pada 1993 ia dianugerahi Legiun Kehormatan oleh pemerintah Perancis untuk karya-karyanya. Ia juga telah menerbitkan dan menjadi anggota dewan direktur dari jurnal internasional, Concilium.Gutirrez pernah belajar kedokteran dan sastra (Peru), psikologi dan filsafat (Leuven), dan mendapat gelar doktor dari Institut Pastoral d'Etudes Religieuses (IPER), Universit Catholique di Lyon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun