Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | O, Hari yang Panjang

5 Januari 2018   10:15 Diperbarui: 7 Januari 2018   22:44 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku tahu, kau pasti kecewa kalau warung ini tidak buka? Hio harusnya memberitahumu sejak awal."

"O, kau Kalani?" Aku bertanya.  

"Kau pasti Caius-caius itu kan? Anak laki-laki yang suka mendemontrasikan dirinya berusia 200 tahun itu?"

"Apa Hio yang bilang seperti itu padamu?"

"Yang konon lagi, percaya kalo perempuan itu cuma jenis hantu jadi-jadian yang diciptakan guna meneror hidup para laki-laki?"

"Hio terlalu banyak bicara."

"Yang merasa dirinya bukan bagian penting dari peradaban, meski bisa dibilang, suka menanam pohon di pot samping rumahnya?"

"Yang--," Kalani hendak mengoceh lagi.

Aku buru-buru menghentikannya sebelum dia berkata yang keterlaluan. "Kau tak boleh menilaiku hanya karena kau memperoleh cerita itu dari orang lain. Kau tak berhak menghakimiku."

"Oh, sekarang kau juga seorang, um," dia menghentikan ocehanya. "Baiklah. Kau mau minum kopi? Aku membawa kopi di dalam tasku."

Kalani sebenarnya, seperti yang Hio bilang, manis dan berpengetahuan luas dan paling penting ajaib. Dia selalu mempersiapkan segala sesuatunya dengan sempurna. Itu komentar Hio untuknya. Maka tak heran jika di dalam tasnya ada kopi. Semuanya senantiasa terukur dan mencukupi. Dia sempurna, hanya saja aku yakin, pasti ada celah sebagai sosoknya sebagai manusia biasa yang cenderung penuh ketidaksempurnaan. Tapi apa? Aku pasti tertidur ketika Hio sedang menceritakan kelemahan Kalani di hadapanku tadi malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun