dan hidupmu, hidupku, hidup kita menyatu dalam gemuruh cinta
pada impian gemilang serta pendar asa
yang telah kita toreh dengan jemari gemetar di pucuk malam..
Â
 Istriku sayang,
 Perubahan yang terjadi dalam setiap jejak perjalanan kehidupan adalah keniscayaan. Dan setiap hari, perubahan itu terjadi, termasuk pada diri kita.Setiap hari pula aku berusaha untuk mengenali sisi dirimu yang lain, yang berubah itu dan begitu pula sebaliknya. Semua menjadi tak sama seiring waktu yang terus berderak riuh.Â
Wajahmu tak seperti dulu lagi, ada keriput di sudut mata dan sedikit uban pada rambut. Kamu menjadi lebih bawel ketika anak-anak kita beranjak besar dan kerapkali membuatmu kesal karena ulah mereka. Kamupun terlihat semakin cerewet mengkhawatirkan kesehatanku.Â
"Hati-hati Pa, dijaga pola makannya. Semakin tua, makin banyak penyakit,"katamu seraya mengangsurkan segelas juz Alpukat kepadaku. Dua bulan kamu akhirnya memakai kacamata yang justru membuatmu nampak lebih cantik. Sungguh, istriku, aku menyukai dan menikmati perubahan-perubahan itu. Membuatku semakin cinta kepadamu.
 Perubahan serupa tentu terjadi pula padaku. Aku mungkin menjadi tak setampan dulu saat pertama kali kita bertemu. Tatkala ubanku tumbuh di sisi kepala, kamu tersenyum dan mencubit pinggangku saat kubisikkan bahwa wajahku menjadi lebih mirip George Clooney, artis film idolamu itu.Â
Saat aku pertama kali memakai kacamata, secara berseloroh kamu berkata tampangku jadi mirip penyanyi Afghan gagal diet. Kita lalu tertawa bersama. Tak ada rasa perih disana. Kita menikmati dan memahami bersama setiap perubahan itu, sebagai bagian dari keniscayaan kehidupan. Bahkan menjadi bagian dari upaya "menggenapi" dan "melengkapi" setiap "puzzle" yang tak kita punya dalam diri masing-masing.
Â