"Gimana Mas?"
"Lumayanlah ..." Kata Abu Bakar. Lidahnya tak kelu lagi. Perasaannya kini lebih tenang.
Pesanan datang ...
"Minumlah dulu, Mas." Kata Wati, sesaat setelah pelayan wanita kedai teh menyilakan keduanya untuk menyeruput teh dan mencicipi kudapan ringan beda rasa.
Celeguk ...
Celeguk ...
Aaaah ...
"Gimana sekarang Mas?"
"Alhamdulillah, sudah fit  seratus persen kayaknya."
"Mau ngomong atau terus minumnya?"
Abu Bakar jadi malu hati. Sebenarnya dia mau menyantap martabak telur yang tersaji. Perut lapar, minta segera diisi. Tapi, belum lega rasanya sebelum isi hati ini diutarakan dan didengar oleh si dia.