Ami terkejut tapi tetap menahan diri. Ayaz menarik nafas dalam dan terlihat kurang senang.
"Maafkan aku, Istari. Bukankah aku sudah menolak perjodohan itu"
Istari tertunduk. Sementara tanpa disadari Ami menarik nafas lega. Ayaz menggeser duduknya lebih dekat dan memeluk bahu Ami.
"Aku mencintai Ami, Is.. kuharap kau bisa mengerti"
Istari mendongakkan kepalanya menatap Ayaz dan Ami. Mata beningnya mengerjap terkejut.
"Tapi... dunia kalian berbeda..kalian tidak bisa...." Istari tidak melanjutkan kata-katanya
Mereka bertiga terdiam dengan pikiran masing-masing. Tak lama kemudian Istari mundur perlahan dari hadapan Ayaz dan Ami sambil tetap memandangi mereka berdua dengan datar.
Ami menatap Ayaz, ada banyak pertanyaan yang ingin diajukannya tapi tidak tahu harus mulai dari mana. Ayaz menatap mata Ami seolah berusaha meyakinkannya untuk tenang. Diraihnya tubuh Ami dan ditenggelamkannya dalam dekapannya. Ami diam saja, kalimat Istari tentang dunia yang berbeda tadi masih berkecamuk di pikirannya. Ayaz lalu mengangkat tubuhnya dan membaringkannya di tempat tidur.
"Kosongkan pikiranmu, mi" katanya seraya memijat lembut dahi dan pelipis mata Ami.
"Berbaringlah di sisiku, Ayaz" pinta Ami.
Ayaz pun mengambil tempat di sisi Ami,Â