Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidyaa Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lelaki-lelaki yang Mencintai Alzena Mehrin

21 Agustus 2018   17:04 Diperbarui: 14 Mei 2019   22:56 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu tahu dari mana?"

"Matamu!"

Bulu romaku merinding. "Siapa namamu?"

"Lonceng."

Aku nyaris tak percaya pada telingaku. "Jangan bercanda. Aku bisa berteriak 'maling' dan Paman Codet akan menyerbu ke kamarku, menangkapmu, dan kamu akan meringkuk di bui."

"Teriak saja," ujarnya dengan suara dingin dan kaku. "Yang pasti, sekalipun kamu melompat ke bawah, kamu tidak akan mati sore ini."

Seminggu berlalu. Tiada secuil kabar dari koki tersayang. Sepertinya ia marah karena keinginannya tidak kuturuti. Tidak apa-apa. Lebih baik hidup tanpa lelaki daripada dicintai lelaki pedagang perempuan. Menjelang magrib, Orang Aneh itu mendadak duduk di sisiku. Lelakimu mati, katanya pelan.

Tanganku seperti menggenggam batu es. Dingin sekali. Kabar kematian si koki memenuhi televisi. Devito membenamkan kepala ke dalam penggorengan berisi minyak mendidih. Si Lonceng masih di sisiku tanpa berkata apa-apa.

"Kamu membunuhnya?"

Ia menggeleng. "Ia menyakitimu."

"Tidak harus dibunuh."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun