Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidyaa Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lelaki-lelaki yang Mencintai Alzena Mehrin

21 Agustus 2018   17:04 Diperbarui: 14 Mei 2019   22:56 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam hari sepulang dari restoran Devito, Orang Aneh memasuki mimpiku. Hanya selintas karena aku terjaga dengan keringat mencicik. Begitu tertidur, ia muncul lagi. Kadang sangat laki-laki, kadang persis perempuan. Kadang menenangkan, kadang mengerikan.

Aku tidak mau tidur lagi. Aku takut bermimpi.

Pukul sebelas siang Devito mengirim pesan. Kamu ke rumahku. Tidak lama kemudian, pesan kedua muncul. Kamu harus melayani klienku, seorang politisi dengan karier sedang cemerlang. Aku tidak menjawab. Sehuruf pun, sekata pun.

Jantungku seperti beduk dipukul berkali-kali. Perih sekali. Kukira ia mencintaiku, ternyata ia cuma ingin menjual tubuhku. Pesannya tidak kubalas. Teleponnya kutolak. Nomornya kublokir. Aku ingin mencintai, bukan menjual tubuh.

Kutinggalkan kasur dan berdiri di balkon. Tiba-tiba aku ingin mati. Tiba-tiba ingin kuakhiri hidupku dengan melompat dari balkon di lantai dua rumahku.

Sore ini, di balkon, mendadak aku merindukan kematian. Tetapi Tuhan selalu menghilang ketika kubutuhkan.

Angin lembut berdesau di tengkukku. Sontak aku menoleh. Orang Aneh berdiri tegak di depanku. Aku menengok ke pintu, terperangah karena pintu tertutup rapat dan masih terkunci.

"Bagaimana caramu memasuki kamarku?" Aku memekik. "Kamu siapa?"

"Pelindungmu!"

Jawabannya menyesatkan. "Aku tidak butuh perlindungan!"

"Percuma kamu bunuh diri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun