Atensi Azeeya yang semula tertuju pada bungkus permen pun kini teralihkan pada Syakira. "Kenapa gak ikut?"
"Gak ada uang, masuk PTN lewat jalur Mandiri kan mahal." jawab Syakira getir.
Ah ... perihal perekonomian memang sering kali menjadi kendala dalam mengejar mimpi. Azeeya menepuk-nepuk punggung Syakira pelan, hal itu membuat Syakira tersenyum samar.
Sepulangnya Azeeya dari bimbingan belajar, ia kembali mengulang pelajaran melalui aplikasi belajar daring yang ada di laptopnya. Ia harus menyiapkan diri untuk Ujian Mandiri karena itu adalah harapan terakhirnya menuju PTN impiannya.
Teriknya matahari membuat kulit Azeeya memerah, sebentar lagi ia akan melaksanakan Ujian Mandiri. Ia benar-benar bekerja keras pasca UTBK kemarin karena ia tak mau kejadian kala itu kembali terulang. Sebotol air mineral yang ada di tasnya ia keluarkan, kemudian Azeeya meneguk isinya, membiarkan air mengalir di kerongkongannya. Azeeya harus fokus saat ujian nanti.
Saat mengerjakan soal Ujian Mandiri, Azeeya kembali meragu. Soal-soal yang diujikan kali ini jauh lebih rumit daripada soal UTBK kemarin. Bahkan, soal Matematika Soshum pun hanya berhasil ia jawab dua soal, sisanya ia kosongkan karena tak tahu jawaban dan caranya.
"Seharusnya aku belajar lebih keras lagi .... Kalau bisa, tidak usah tidur saja sekalian." Azeeya bermonolog, ia benar-benar kecewa pada dirinya sendiri. Jika ia saja kecewa pada dirinya sendiri, lantas bagaimana dengan orang-orang di sekitarnya? Azeeya tidak bisa membayangkan raut sedih kedua orang tuanya. Ia juga tidak mau membuat keluarganya malu jika ia tidak berhasil masuk PTN impian karena kedua kakaknya berhasil diterima di sana.
Rintikan air mata turun, Azeeya menangis di bawah pohon yang tak jauh dari tempat ia melaksanakan Ujian Mandiri. Tamatlah sudah hidupnya. Impiannya tak akan bisa ia raih. Semuanya gagal. Luka akibat ditolak SNMPTN saja masih berbekas di dalam hatinya, apalagi kalau ia kembali ditolak oleh SBMPTN dan Ujian Mandiri?
Jam tak berhenti berputar, hari ini adalah hari pengumuman hasil SBMPTN. Azeeya sangat gugup, bahkan tangannya bergetar hebat. Bersama dengan mama dan Navira, ia membuka laptopnya untuk melihat hasil pengumuman.
JANGAN PUTUS ASA DAN TETAP SEMANGAT!
Tulisan tersebut terpampang jelas di layar laptopnya. Lemas, pusing, dan lelah. Azeeya sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik sejak awal, tetapi mengapa hasilnya selalu gagal? Dosa apa yang ia lakukan hingga semesta tak mau mendengar doanya? Azeeya tak menangis, air matanya sudah mengering sedari kemarin. Kini yang ia lakukan hanya menatap kosong layar laptopnya. Navira yang merasa iba dengan sang adik pun berusaha menghiburnya dengan menawarkan Azeeya pergi jalan-jalan. Namun, sang adik menolaknya.