"Bagaimana kalau aku gagal lagi? Ayah dan mama pasti akan kecewa," gumamnya dalam hati.
Suara bel penanda berakhirnya waktu ujian pun berbunyi. Azeeya merutuki dirinya karena tak mampu mengerjakan soal-soal tersebut dengan maksimal. Ia menatap wajah para peserta ujian lainnya. Mereka terlihat biasa saja, bahkan beberapa dari mereka tersenyum sumringah. Berbeda dengan Azeeya yang justru memasang raut muram.
Ia membuka pintu mobil dan menyalimi tangan kedua orang tuanya. Di mobil, orang tua Azeeya sama sekali tidak menanyakan perihal UTBK tadi karena mereka tahu bahwa Azeeya butuh waktu. Mereka mengantarkan Azeeya menuju tempat bimbingan belajarnya. Sudah menjadi kebiasaan di tiap tahunnya, selesai UTBK para peserta akan pergi ke bimbingan belajar untuk membahas dan mengoreksi soal-soal yang diujikan.
"Zee! Bagaimana tadi UTBK-nya? Lancar, kan? Pasti kamu lolos deh! Kamu kan selalu peringkat pertama kalau Try Out!" kata Leon, teman satu bimbingan belajar Azeeya.
Peringkat pertama Try Out, ya? Ah, Azeeya jadi merasa semakin terbebani karena hal itu. Menjadi peringkat pertama tidak selamanya menyenangkan, ada beban yang harus ditanggungnya. Jika ia gagal, orang-orang akan bertanya-tanya. Jika ia berhasil, orang-orang akan berkata, "Wajar dia lolos, Try Out-nya selalu peringkat satu!"
Selama sesi pembahasan, Azeeya tidak bisa fokus. Ia sudah terlalu kacau, benar-benar tak dapat berpikir rasional. Syakira yang kebetulan berada di bimbingan belajar yang sama dengan Azeeya menyadarinya. Sahabat Azeeya itu pun mendekatinya. "Zee? Are you okay?"
Kepala Azeeya menggeleng, ia tidak baik-baik saja. Syakira lantas mengeluarkan beberapa bungkus permen dari sakunya. "Ini untuk kamu, ambil saja."
Tangan Azeeya mengambil dua bungkus permen yang disodorkan oleh sahabatnya. Syakira memang tahu betul kalau permen adalah "obat penenang" bagi Azeeya.
"Minggu depan Ujian Mandiri di salah satu PTN yang kamu incar dibuka, kamu ikut?" tanya Syakira sembari menatap Azeeya yang tengah membuka bungkus permen.
"Ikut, itu harapan terakhirku."
Syakira ber-oh ria dan membalas, "Aku sepertinya gak ikut Ujian Mandiri."