Mohon tunggu...
AL Wijaya
AL Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis "Target Pertama", "As You Know", "Kembali ke Awal"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Batas (Bab 8)

5 Juni 2019   03:46 Diperbarui: 5 Juni 2019   03:47 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Beberapa orang mulai menyoraki Ari untuk ikut bergabung dengan Melani untuk berdansa. Ari menjadi malu. Melani berusaha mengajak Ari lagi. Kali ini ia menarik Ari hingga ia tak punya pilihan lain.

Mereka berdua berdansa sesuai dengan lagu yang dilantunkan sang pengamen. Melani terlihat begitu menyatu sedangkan Ari, gerakannya sungguh kaku. Ari terlihat seperti robot yang kekurangan minyak pelumas.

Melihat itu, Melani tak tinggal diam. Ia mendekap bahu Ari. Ia mengatakan bahwa Ari hanya perlu mengikuti irama lagu. Tubuhnya akan otomatis bergerak sesuai dengan ketukan lagu.

Ari mengikuti saran Melani. Perlahan-lahan, ia mulai bisa menyesuaikan diri. Ternyata ini tak serumit apa yang Ari pikirkan.

Senyum di wajah Ari mengembang. Ia menatap wajah Melani dalam. Wanita ini sungguh spesial. Ia seperti pesulap yang mampu menghipnotis Ari untuk melakukan hal yang paling mustahil sekalipun. Bersamanya, Ari seperti melupakan semua beban dalam hidupnya. Semakin lama, rasa nyaman itu semakin tumbuh kuat dalam benak Ari.

Setelah asyik berdansa, mereka berdua membeli dua buah es krim. Mereka menikmati es krim itu hingga habis sambil mengobrol ringan. Sesekali Ari tertawa mendengar lelucon Melani. Wajah mereka berdua terlihat sangat gembira.

Namun sayangnya tiba-tiba cuaca berubah. Petir mulai menggelegar di angkasa. Air hujan turun dari langit secara tiba-tiba. Orang-orang berlarian mencari tempat berteduh, begitu pula dengan Ari dan Melani. Mereka yang basah kuyub segera menepi di bawah kanopi sebuah bangunan yang ternyata adalah penginapan Melani.

Melani mengusap tubuhnya yang kedinginan. "Kau ingin masuk?" tanya Melani pada Ari.

Ari melirik Melani dengan ekspresi terkejut. "Tidak. Aku akan menunggu sampai hujannya reda di sini." jawab Ari sambil menunduk malu-malu.

"Tak usah malu. Ikutlah ke kamarku! Kau harus mengganti bajumu yang basah kuyub itu. Aku punya kaos yang berukuran besar." kata Melani sambil menunjuk kaos berkerah Ari yang basah akibat air hujan.

"Hmm..." Ari nampak berpikir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun