Melihat Ari pergi, Melani buru-buru menyusulnya. Ia mengejar Ari yang berjalan keluar Royale Bar.
"Ari! Ari!!" panggil Melani.
Ari terus berjalan tanpa mempedulikan Melani.
"Hei!" Melani berhasil mengejar Ari. "Kau kenapa?"
"Aku tak bisa. Aku tak bisa melakukannya lagi." kata Ari menggelengkan kepala.
"Maksudmu?" Melani nampak bingung.
Ari menghela nafas. "Aku rasa semua ini percuma. Aku masih tak bisa lepas dari bayang-bayang kematian orang tuaku." kata Ari.
Melani terdiam sejenak. Ia memperhatikan wajah Ari yang nampak kalut. Sepertinya Ari memang sedang dilanda masalah besar.
"Ayo ikut aku! Kemarin aku menemukan tempat yang bagus!" Melani langsung menggandeng tangan Ari lalu menyeret tubuhnya.
---
Melani mengajak Ari berjalan menyusuri lorong-lorong sempit yang diapit rumah-rumah penduduk. Di dinding sepanjang lorong tersebut digambari dengan beraneka macam graviti. Biasanya, para remaja nakal sering meluapkan emosi mereka membuat coretan-coretan di dinding menggunakan pilox. Hingga terciptalah semua lukisan-lukisan abstrak ini.