"Terima kasih..." ucap Ari lirih.
Di belakang meja bar, Yandi memperhatikan gerak-gerik Ari. Ada apa dengan anak itu? Mengapa memeluk wanita asing? Berwajah Chinese pula. Yandi hanya berharap ini takkan menjadi masalah buat Ari ke depannya.
Setelah puas berpelukan, Ari mengajak Melani keluar bar. Mereka berdua berjalan di atas trotoar sambil bercengkrama. Ari melepas jaketnya lalu memberikannya pada Melani agar ia tidak kedinginan. Ditemani gelapnya langit malam dan angin yang berhembus sepoi-sepoi, Ari dan Melani terus berjalan tanpa mempedulikan sekitar mereka. Persetan dengan orang-orang Artapuri, Ari tak peduli lagi.
Keduanya berjalan diantara lampu-lampu jalanan yang menyoroti tiap langkah kaki mereka. Menciptakan siluet bayangan yang tercetak di atas trotoar. Mereka terus berjalan hingga akhirnya menghilang di tengah kabut malam yang mulai turun.
---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H