Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (46) Perang Sudah Disulut

11 Januari 2021   15:42 Diperbarui: 12 Januari 2021   13:30 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam harinya, Soso yang memang kebagian jatah rembes, keluar dari asrama dan mengambil buku-buku itu. Dan seperti yang dijanjikannya, pada waktu sarapan pagi, ia membagikan buku-buku itu yang langsung disembunyikan anak-anak itu di balik pakaiannya dan dibawa ke kamar masing-masing.

"Ada satu yang tidak mengambil buku, kau tahu siapa?" tanya Soso pada si Vaso yang menemaninya sarapan sampai habis.

"Dada Valakisidze..." jawab si Vaso. "Anak itu berkali-kali bilang tak suka datang ke tempat itu. Tapi dia tetap datang karena tertarik untuk mengikuti diskusi, tapi dia nggak mau pinjam apalagi beli buku. Dia bilang itu cuma akal-akalan agar buku di toko itu laku!"

Soso tersenyum, "Yang anaknya tinggi kurus itu?" tanya Soso.

Vaso mengangguk. "Iya, anak itu..."

"Ya sudah biarin aja. Nggak ada ruginya buat kita..." kata Soso.

"Aman nggak nyimpen buku di kamar?" tanya si Vaso lagi, "Soalnya kan Inspektur Dmitri rajin banget razianya..."

"Bilang sama temen-temenmu, sebelum malam, simpan buku di belakang WC pojok timur. Di situ ada peti, di bawah tumpukan daun-daun. Bila perlu bacanya di sana saja. Emang rada-rada nggak nyaman, bau. Tapi aman..." kata Soso. "Kalau kepepet, lembarkan bukunya ke balik tembok. Kalian bisa mengambilnya nanti. Tenang aja, di balik tembok itu kan kebon. Asal jangan hujan saja!"

Vaso mengangguk-angguk. "Siap Bos... ya sudah, aku balik ke kamar dulu ya!" katanya.

Soso mengangguk. Ia tenang, seminggu ini ia bisa mengurusi hal lainnya dulu. Mungkin mampir ke tempatnya si Lado, diskusi dengan Gege Imedashvili, atau yang lainnya.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun