Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (46) Perang Sudah Disulut

11 Januari 2021   15:42 Diperbarui: 12 Januari 2021   13:30 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalian berdua, tunggu di ruang guru!" kata Romo Niko pada Soso dan Vaso. Ia kemudian melirik yang lain, "Yang lain bubar. Kembali ke kamar masing-masing!"

Anak-anak bubar dengan bisikan-bisikan yang berdengung seperti suara lebah. Kalau saja situasi 'normal,' mungkin Mister Black Spot akan kembali mengamuk.

Setelah anak-anak bubar, anak yang terluka itu dibawa dua orang pengawas lain. Vaso melirik Soso, "Gimana nih So?" tanyanya.

"Kita ke ruang guru!" jawabnya.

*****

Dari si Vaso, Soso kemudian tahu nama anak itu, Jacob Iudashvili.

"Nasib kita gimana nih So?" tanya Vaso dengan berbisik di ruangan guru yang sepi itu. Hanya mereka berdua, belum ada yang mendatanginya.

"Siap-siap masuk sel, Tembok Derita..." jawab Soso, "Mungkin semalam dua malam. Tenang saja, di sana cuma garing, tapi nggak bakalan diapa-apain. Aku sudah pernah, dua malam..."

Wajah Vaso terlihat agak kecut, mungkin membayangkan hal itu, membayangkan hal-hal seram yang pernah didengarnya tentang Tembok Derita.

"Lagian kamu ngapain pake maju tadi..." kata Soso.

"Kasian lah So, dia temen sekampungku...." jawab Vaso. "Lagian kan dia kan ketangkep lagi baca buku yang mau kita diskusikan itu..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun