"Kalian berdua, tunggu di ruang guru!" kata Romo Niko pada Soso dan Vaso. Ia kemudian melirik yang lain, "Yang lain bubar. Kembali ke kamar masing-masing!"
Anak-anak bubar dengan bisikan-bisikan yang berdengung seperti suara lebah. Kalau saja situasi 'normal,' mungkin Mister Black Spot akan kembali mengamuk.
Setelah anak-anak bubar, anak yang terluka itu dibawa dua orang pengawas lain. Vaso melirik Soso, "Gimana nih So?" tanyanya.
"Kita ke ruang guru!" jawabnya.
*****
Dari si Vaso, Soso kemudian tahu nama anak itu, Jacob Iudashvili.
"Nasib kita gimana nih So?" tanya Vaso dengan berbisik di ruangan guru yang sepi itu. Hanya mereka berdua, belum ada yang mendatanginya.
"Siap-siap masuk sel, Tembok Derita..." jawab Soso, "Mungkin semalam dua malam. Tenang saja, di sana cuma garing, tapi nggak bakalan diapa-apain. Aku sudah pernah, dua malam..."
Wajah Vaso terlihat agak kecut, mungkin membayangkan hal itu, membayangkan hal-hal seram yang pernah didengarnya tentang Tembok Derita.
"Lagian kamu ngapain pake maju tadi..." kata Soso.
"Kasian lah So, dia temen sekampungku...." jawab Vaso. "Lagian kan dia kan ketangkep lagi baca buku yang mau kita diskusikan itu..."