Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Stalin: (9) Toko Buku Yahudi

5 Desember 2020   09:09 Diperbarui: 16 Desember 2020   15:42 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Lah Bapak sendiri pengikut siapa? Isa atau Muhammad?” tanya Soso.

Pak Yedid tersenyum, “Kami pengikut Musa…”

“Terus, di mana para pengikut Musa sekarang?”

“Para pengikut Musa tak lagi punya tanah. Kami terjepit di antara pengikut Isa dan Muhammad. Hari ini kami harus tunduk pada para pengikut Isa, besok harus diperintah para pengikut Muhammad, lalu pengikut Isa lagi, lalu Muhammad lagi…” kata Pak Yedid. “Karena itu, kami kemudian menyebar meninggalkan kampung halaman sendiri, hanya untuk bertahan hidup dan tetap menjadi pengikut Musa!”

“Kenapa tidak menjadi pengikut salah satunya?” tanya Soso.

“Itu bukan soal mudah!” jawab Pak Yedid. “Tidak mungkin juga kan setiap saat harus berubah. Hari ini ikut Isa, besok ikut Muhammad…”

Soso mengangguk-angguk, ia mulai paham. “Dimana seharusnya pengikut Musa berada?” tanyanya kemudian.

“Seharusnya kami berada di Jerusalem!” 

*****

BERSAMBUNG: (10) Solidaritas di Pabrik

Catatan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun