Mohon tunggu...
Alifia DwiGustami
Alifia DwiGustami Mohon Tunggu... Psikolog - Baru baru

Ig : alfdw_

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Looking for: Amour

3 Februari 2020   11:00 Diperbarui: 3 Februari 2020   11:02 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"What a pity ... untungnya ada Aku yang dengan senang hati menemanimu kali ini sampai kau mendapatkan teman. Hmm Aku cukup yakin, sih kalau orang sepertimu ini akan mendapatkan banyak teman," jelas Travis.

"Kakak peramal ya?" tanya Baekhyun bergurau yang kemudian diselingi tawa sang idola SMA favorit ini. Tak jauh dari mereka, tampak seseorang yang memerhatikan mereka berdua. Orang itu menampakkan sengirannya.

Mereka -Vanilla dan Travis- berbincang-bincang selama perjalanannya mengelilingi SMA. Travis juga sempat bercerita tentang siswi-siswi seangkatannya yang menurutnya berparas cantik dan salah satu dari mereka, ada yang dia sukai. Mereka sudah tampak seperti sahabat saja. Sahabat? Jika demikian, mengapa ketika Travis bercerita tentang hal itu, Vanilla tampak muram? Apakah ada sesuatu yang mengganggunya atau ada kata-kata yang tidak berkenan di hatinya? Apakah Vanilla ada perasaan terhadap Travis? Tapi perasaan apakah itu? Disitulah Vanilla mulai mengepalkan tangannya lagi.

**

Satu jam selesai untuk berkeliling dan murid-murid baru yang telah resmi menjadi siswa SMA L'amour dipersilahkan pulang. Vanilla tak lupa untuk berpamitan dengan kenalan barunya itu, Travis Roui. Dengan muka yang masih muram dan lesu, Vanilla akhirnya pulang. Bukan ke rumahnya, melainkan pulang ke tempat peristirahatannya, di Cafe Eiffel Tower.

Di perjalanan, dia melihat-lihat orang disekitarnya. Ada keluarga bahagia yang sedang bermain bersama, ada sepasang kekasih yang sedang berduaan di kursi taman, dan ada juga yang sedang foto bersama teman-temannya. Tidak ada yang sendirian. Vanilla merasa orang yang terkucilkan. Tentu, si imut ini baru saja pindah ke ibukota sebulan yang lalu.

Sesampainya di Cafe, dia langsung menempati meja kosong di dekat jendela ... sendirian. Tak lupa untuk memesan makanan dan minuman yang tidak terlalu berat juga. Sambil menunggu, Vanilla menghembuskan nafasnya seperti melepaskan stress lalu menulis puisi dalam note kesayangannya itu.

Kuinjakkan kakiku di SMA
Di tempat seharusnya Aku berada
Angin terus berhembus kepadaku
Seperti akan terjadi sesuatu
Iya .... telah terjadi badai, akan perasaan
Ketika melihat surai hitam kecoklatan
....

"Eum .... Nak, ini pesanannya sudah siap," omongan pelayan menyadarkan Vanilla dari lamunannya.

"Oh iya, merci!" Vanilla membalas dan langsung meneguk secangkir moccachino itu. Tanpa disadari di depannya ada seseorang dengan tubuh yang lebih tinggi daripadanya dan bahu yang lebar.

"Ini belum selesai, ya? Tapi baru segini saja sudah menarik .... " Orang itu -Frans- membaca puisi Vanilla tanpa seizinnya sambil meneguk secangkir teh hangat.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun