"Diamlah !" Perintahku.
        Semua orang pun terdiam dan mulai mendengar suara derap kaki pasukan tersebut. Kami saling lirik dan bertanya -- tanya dalam hati, apakah itu pasukan yang menyerang mereka tadi di perjalanan atau hanya ingin mencari aliansi ?
        "Hei, Cold Eye. Mereka telah membuka gerbang. Apakah ada perintah darimu ?" Tanya Ed yang pandangannya tertuju ke arah benteng.
        Belum sempat kujawab, keluarlah sosok Hanran dan Tujuh Bintang Utama, termasuk Sarah berada disana. Mereka menatap ke arah datangnya pasukan yang masih jauh di selatan. Tidak ada satu pasukan pun di belakang mereka.
        "Bukankah itu Oraqle dan yang lainnya ?" Tanya Dea.
        Benar saja. Di belakang Hanran dan Tujuh Bintang Utama, berdirilah Oraqle, Savior, Bullseye, Lucky Fiori, Lampshade, dan... Silver Ray ? Aku cukup terkejut melihat Silver disana. Pantas saja aku mengenali gaya bertarungnya saat kulumpuhkan tadi.
        "Itu Silver Ray. Orang yang kalian jatuhkan tadi saat ia hendak mengecek mobil van kalian." Kata Mia memberitahu kami.
        Aku menatap Hanran alias Tammy Wong. Pandangannya tidak lagi ke arah selatan, melainkan balas menatapku. Aku menelan ludah. Aku telah mengetahui bahwa Tammy Wong akan menyadari keberadaanku sekarang disini. Tetapi, tidak kusangka akan secepat ini. Ia mengedipkan mata dua kali, memberi tanda, kepadaku agar keluar dari kamuflase.
        "TJ, hilangkan kamuflase-nya sekarang juga." Perintahku.
        Ia mengangguk dan menekan beberapa tombol pada mini super computer-nya, menghilangkan kamuflase secara keseluruhan. Tujuh Bintang Utama terkejut saat kami terlihat muncul tiba-tiba, termasuk pengawas yang berada di menara.
        "Akhirnya kau juga telah datang, Cold Eye. Atau kupanggil saja Pure Blue ? Wahai, Aomine Razen ?" Kata Tammy Wong.