"Misiku adalah menjadi mata-mata di negeri musuh dan negeri kawan. Kerahasiaan dan kehati-hatian adalah prinsip utama yang selalu kupegang saat menjalankan misi. Maka, informasi seremeh apapun akan selalu mempertaruhkan nyawa." Jawabku dengan sedikit gemuruh di hatiku.
        Semua orang terkejut dengan jawabanku. Beberapa orang terlihat marah dan kesal mendengarnya. Tetapi, semua orang tetap seperti dulu, hanya berbisik jika Tiga Pertanyaan Utama sedang berlangsung.
        "Negeri manakah yang engkau maksudkan, Wahai, Kiken ?" Pertanyaannya yang terakhir.
        "Klan Hiu dari Aliansi Laut dan Klan Elang dari Aliansi Salju Berapi. Bertemu dengan para pengkhianat dan para pahlawan bayangan. Tak satu pun dari keduanya bertahan dari ketidakstabilan dunia politik. Bahkan setelah adanya invasi makhluk dunia bawah tanah." Jawabku.
        Para prajurit di balik gerbang kemudian hendak menutup gerbang dan menguncinya.
TRRRTT ! TRRRTT ! TRRRTT !
        Terdengar suara tembakan senjata otomatis jauh di bagian selatan. Aku sempat melihat kepulan asap hitam yang membumbung tinggi. Di suatu titik jauh, terlihat ada seseorang yang memanjat pohon tertinggi disana dan memasang sesuatu seperti senapan rakitan. Ia kemudian melemparkan suatu kotak kearah selatan.
        "Serangan musuh." Gumamku.
        Kemudian, kulihat sesuatu yang sangat familiar disana. Sebuah katana hitam yang mengkilat terkena cahaya matahari. Adrenalinku terpacu dengan cepat. Tetapi, aku menyangkal perasaan tersebut.
        "Hei ! Sarah !"
        Terdengar teriakan seseorang memanggil namaku. Lalu, muncul sebuah mobil van yang melaju cepat ke arahku. Tidak terdengar sedikitpun suara decit ban mobil dari jarak yang lumayan dekat. Kemudian, mobil tersebut berhenti pada jarak sepuluh meter dariku.