Mohon tunggu...
alfiannur_gufron
alfiannur_gufron Mohon Tunggu... Guru - Guru di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 6

Hobi : Menulis, membaca, foto dan videografi, basket, mengajar, belajar bahasa baru, dll. Kepribadian : INTP-T Topik konten favorit : Opini, cerpen, jurnalistik, puisi, kalam islami

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sang Elang (Bab 8)

15 Agustus 2023   04:14 Diperbarui: 15 Agustus 2023   05:11 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                "Misiku adalah menjadi mata-mata di negeri musuh dan negeri kawan. Kerahasiaan dan kehati-hatian adalah prinsip utama yang selalu kupegang saat menjalankan misi. Maka, informasi seremeh apapun akan selalu mempertaruhkan nyawa." Jawabku dengan sedikit gemuruh di hatiku.

                Semua orang terkejut dengan jawabanku. Beberapa orang terlihat marah dan kesal mendengarnya. Tetapi, semua orang tetap seperti dulu, hanya berbisik jika Tiga Pertanyaan Utama sedang berlangsung.

                "Negeri manakah yang engkau maksudkan, Wahai, Kiken ?" Pertanyaannya yang terakhir.

                "Klan Hiu dari Aliansi Laut dan Klan Elang dari Aliansi Salju Berapi. Bertemu dengan para pengkhianat dan para pahlawan bayangan. Tak satu pun dari keduanya bertahan dari ketidakstabilan dunia politik. Bahkan setelah adanya invasi makhluk dunia bawah tanah." Jawabku.

                Para prajurit di balik gerbang kemudian hendak menutup gerbang dan menguncinya.

TRRRTT ! TRRRTT ! TRRRTT !

                Terdengar suara tembakan senjata otomatis jauh di bagian selatan. Aku sempat melihat kepulan asap hitam yang membumbung tinggi. Di suatu titik jauh, terlihat ada seseorang yang memanjat pohon tertinggi disana dan memasang sesuatu seperti senapan rakitan. Ia kemudian melemparkan suatu kotak kearah selatan.

                "Serangan musuh." Gumamku.

                Kemudian, kulihat sesuatu yang sangat familiar disana. Sebuah katana hitam yang mengkilat terkena cahaya matahari. Adrenalinku terpacu dengan cepat. Tetapi, aku menyangkal perasaan tersebut.

                "Hei ! Sarah !"

                Terdengar teriakan seseorang memanggil namaku. Lalu, muncul sebuah mobil van yang melaju cepat ke arahku. Tidak terdengar sedikitpun suara decit ban mobil dari jarak yang lumayan dekat. Kemudian, mobil tersebut berhenti pada jarak sepuluh meter dariku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun