Beni
Lo seriusan gabakal dateng? Gua nungguin loh.
Membaca chat dari Beni aku menahan tawaku yang hendak keluar.
Dini
Jangan nunggu yang gapasti.
Setelah membalasnya aku mematikan ponselku dan memasukannya kedalam slingbag. Kulihat lagi Beni yang wajahnya begitu kentara sedang badmood. Lantas aku berdiri dan keluar menuju tukang jualan untuk membeli minuman, yang selepasnya aku masuk kembali.Â
Aku masih melihat Beni yang masih duduk ditempatnya. Aku menghampirinya dan dia tidak menyadariku. Lantas aku menempelkan minuman yang dingin ke pipinya, ku lihat dia terlonjak kaget. Entah karena minuman yang dingin menempel dipipinya atau aku yang datang tiba-tiba.
"Katanya gabakalan datang," ucap Beni sebagai sambutan awal kita untuk kedua kalinya bertemu lagi. Bibirnya mengerucut kesal.
"Ga seneng gua dateng? Yaudah balik lagi," ujarku sambil berdiri. Beni dengan cepat menahan tanganku seolah tak rela aku pergi.
"Jangan ih," ucap Beni menahanku untuk tak pergi.
Aku duduk disampingnya yang kebetulan kosong, dan menyodorkan minuman yang aku beli. Dia hanya menerima air mineral sedang minuman isotonik tidak ia ambil.