"Serius Dini." Aku terdiam.
"Gua ga mau basa basi. Gua suka sama lo." Penyataan yang dia lontarkan membuatku diam tak berkutik. Aku tak tau harus merespon apa.
"Gua ga tau sejak kapan gua suka sama lo. Yang gua sadar, semenjak hari pertama kita ketemu lo udah bikin gua tertarik. Mungkin banyak yang bilang ga mungkin cinta pandangan pertama, tapi itu yang gua rasain," terang Beni serius.
"Ben, gua juga mau bilang sesuatu." Beni terlihat kentara kalau dia penasaran dengan apa yang akan aku ucapkan.
"Sebenernya gua juga sama lu," terangku. Terlihat dari raut wajahnya, Beni begiu senang tapi tidak dengan ku.
"Tapi..." Aku menggantungkan ucapanku karena aku yakin dia pasti akan menentang habis-habisan apa yang akan aku ucapkan.
"Kita ga bisa sama-sama."
Beni terdiam ditempat.
"Kenapa?" Dari suaranya jelas sekali parau, raut wajahnya bahkan terlihat kecewa.
"Ada sekat yang menghadang kita."
"Tak terlihat tapi nyata."