Tidak ada nama si penulis. Keti hanya bisa menebak-nebak. Apa mungkin dari Deva? tetapi selama ini Deva tidak pernah mengatakan apapun. Deva juga tidak bisa menuliskan puisi. Dia sibuk dengan dunianya. Basket.
Jika benar dari Deva tentu pria itu akan mengatakan yang sesungguhnya. Atau dia tidak ingin persahabatan mereka bubar  karena memiliki perasaan cinta.
Kring... kring...
Telepon masuk dari nomor yang tidak dikenal.
"Assalamualaikum. Halo ini siapa?"
"Ket, ini aku Rasit."
Rasit, kawan kenalan yang dahulu ikut lomba baca puisi menghubungi Keti.
"Em.., kamu. Eh... maksudku Mas Rasit apa kabar?" Ujar Keti gugup.
"Baik. Ket, aku lagi main di rumah tetanggamu loh. Rumah Feri."
"Hah, serius!"
"Kalau tidak  percaya coba saja kamu lewat di depan rumahnya."