Keti langsung mematikan teleponnya. Beranjak keluar, berjalan menuju rumah Feri. Sekitar lima belas menit Keti telah sampai di pintu gerbang rumahnya.
Sebuah Motor Honda berwarna hitam bercampur merah darah terparkir di sana.
 [Mas Rasit, lihat gerbang] ; Keti
Keti lekas mengirimkan pesan singkat untuk Rasit. Laki-laki itu mengajak Keti masuk. Duduk di teras depan bersama pemilik rumah.
Menurut Keti Feri dan Rasit kawan yang asyik diajak ngobrol.
Keti juga baru tahu ternyata Feri tetangganya satu sekolah dengan Rasit.
Rasit mengenakan baju berwarna hitam dan celana jins berwarna biru. Rasit memberikan segelas kopi miliknya. Keti mengira Feri tentu lupa menambah satu gelas kopi lagi.
"Ini untukku."Â
"Ya buat kamu, Ket. Sudah minum saja. daripada aku suruh kamu masuk untuk menuangkan kopi sendiri," timpal Feri dengan nada bercanda.
Rasit tersenyum ketika segelas kopi miliknya sudah Keti teguk separuh. Keti merasa canggung lalu memilih pamit pulang. Feri terus saja menyela pembicaraan Keti dan Rasit. Itu membuat Keti merasa bersalah, keberadaannya mengganggu mereka namun saat ia pamit Rasit juga ikut pamit.Â
"Pulang bersama yah," pintanya.