om Hadi segera memelukku. memeluk erat tubuh ku. sampai aku tak bisa bernafas. dada ini sangaatt sakiitt.
"Sarah, yang tabah yaaa.." kata om Hadi lirih
"ayaaahmuu....kemudian mamamuuu..." lanjut om Hadi sambil sesenggukan
deg. hampir tak tak bisa aku bernafas. dadaku sakiit. tapi masih bisa ku tahan dan bertanya pada omku
"kee..keenaa..pp.ppaa omm, ayah sama mamaaa ??"tanyaku juga sambil membendung air mata yang tak ingin kujatuhkan tapi ku tahan kedalam sampai sakit.
setelah panjang lebar om Hadi bercerita. akhirnya aku tak kuat lagi membendung air mata ini. wajar. rasanya lemass. kaki ini lemas, nggak kuat buat berjalan, rasa sakit di dada sudah tidak sekait tadi. semua berjalan sewajarnya. sampai pada akhir. aku melihatnya. melihat mereka kembali. dengan sepenuh tenaga aku kuat melihatnya.
sekarang aku tau apa maksudnya. maksud dari mimpi yang semalam. saat ini aku benar - benar sendiri seperti yang kuimpikan tadi malam, mau teriakpun tidak bisa karena aku terlalu shock dan pada akhirnya aku tidak bisa mengucapkan sepatah katapun. sakit. aku hanya bisa mendengar tanpa bisa mengucapkan. ini sakit. lebih sakit dari apapun. sungguh.
ayahku terkena serangan jantung dan mamaku kaget dan pada akhirnya terkena serangan jantung juga. ini musibah atau apa aku juga nggak tau. yang aku tau pasti, mimpi ituu...
sendiri. putih. kosong. berlari tanpa peluh. berteriak tanpa suara. itu tanda yang di berikan.
the end
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H