"Maaa..yahh..berangkat." "Assalamualaikum"
"Walaikumsalam." jawab mereka serentak disusul suara batuk kecil dari tenggorokan ayahku
kemudian aku langsung menuju garasi untuk mengambil sepeda polygon hijauku. sepeda kesayanganku, hadiah dari om Hadi waktu ulang tahun ku yang ke 15.
ku ayun sepeda dengan kecepatan yang sedang - sedang saja, sambil masih memikirkan apa yang sebenarnya tejadi tadi malam. ku hirup sejuknya udara pagi yang telah semalaman terguyur hujan gerimis. Alhamdulillah, indahnya nikmat Allah :)).
sampai di parkiran, hanya terlihat beberapa sepeda sejenisku bertengger di ujung - ujung parkiran sekolahku yang memanjang. sepertinya lagi - lagi aku kepagian. masih dalam memikirkan kejadian apa yang sebenarnya terjadi tadi malam, ku taruh sepedaku seenaknya tangan dan kakiku melangkah.
aku berjalan menuju ruang kelasku di lantai 2 lalu duduk di bangku ringkih tempat yang memang biasa aku duduki bersama rina.
***
"wooii. kenapa kok ngelamun sarah ? aneh banget deh. nggak biasa - biasanya kamu kayak gini sar."
aku mencoba tak menghiraukan pertanyaan rina, tapi rasa nggak enak ini sangat sulit buat ku pendam sendirian.
"aduuh. aku juga pengen cerita, tapi bingung juga mau cerita kayak gimana. aduuh gimana yaa. perasaan ku juga nggak enak banget nih. sumpah nggak enak bangeeeettt." cerocosku panjang lebar
rina hanya melongo dan berkata "kaan. kaan. gejemu kumat deeh."