''Target kita selanjutnya adalah perlombaan tingkat provinsi Jawa Barat. Disini saya memilih tiga orang untuk maju dalam perlomba. Pertama Naufal Gionan, kedua Monica dan terakhir Ristya Ulfah. Mulai sekarang kalian harus lebih serius dalam latihan.'' Ucap pelatih.
''Ketiga orang yang telah disebutkan tadi, akan dibimbing untuk lebih matang lagi. Jadwal kegiatan latihan khusus untuk kalian adalah hari Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu. Tidak ada yang absen. Semua harus hadir.'' Ucap pelatih lainnya.
''Baik sekarang untuk nama yang telah disebutkan untuk memisahkan diri dan mulai latihan dengan serius.'' Ucap pelatih pertama.
''Siap komandan! Berangkattttttttttt ...'' sapa Ristya dengan penuh semangat.
      Sudah tidak heran lagi jika Ristya yang selalu maju dalam ajang lomba. Pelatihpun tidak akan semata-mata memilih Ristya tanpa sebab. Dan dia pun selalu men-acc nya dengan penuh rasa semangat. Semangat yang tidak pernah padam, membuat ibunya menjadi tersentuh. Apalagi kalau melihat perjuangannya dulu ketika dia ingin mnejadi seorang atlit dayung. Ah, membuat hati menangis berhari-hari.
      Setelah latihan selesai, Ristya segera bergegas untuk pulang ke rumah. Begitu semangatnya dia. Ya, mungkin karena dia akan membawa kabar gembira. Kabar gembira selalu, jarang membawa kabar sedih.
(Sampai di rumah Ristya)
''Ibu, aku terpilih kembali untuk maju dalam lomba dayung tingkat provinsi. Aku sangat membutuhkan do'a restu dari ibu. Jika nanti aku lolos tingkat provinsi maka aku akan masuk tahap nasional bu. Sedih bercampur dengan terharu bu.'' Ucap Ristya dengan penuh semangat.
''Ibu sangat bangga padamu ris. Sungguh ibu tidak pernah menyangka. Semua impianmu telah kamu capai satu persatu. Kamu tidak pernah menyerah, sekalipun orang-orang mencacimu. Sungguh semua ini diluar ekspetasi ibu. Ibu yakin, kamu akan menjadi atlit nasional yang dibanggakan oleh banyak orang. Percayalah akan hal itu''. Balas ibu dengan memeluk erat Ristya.
*Part 8*
      Tepat hari ini. Aku beranjak naik kelas 11 (dua  SMA). Masih dengan teman seperjuangan seperti kelas sebelumnya. Memang, tiga tahun lamanya aku akan terus bersama dengan teman-teman sekarang. Sedikit bosen, wajar saja. Tapi tidak apa-apa karena selalu ada teman-teman sejatiku yang senantiasa membuatku nyaman untuk berada di kelas.