"Tadinya saya mengajar freelance di sebuah lembaga pendidikan. Karena sedang masa libur sekolah, saya coba cari kerja part time lain. Untuk sementera waktu saja, sambil menunggu sekolah masuk lagi," ungkapnya.
"Kembali ke Hilda. Berapa lama anda kerja padanya?" tanyanya.
"Sebulan. Tak lama setelah saya gajian bulan pertama, sebuah peristiwa tragis menimpa saya," katanya.
"Selama anda bekerja disana, adakah hal-hal yang mencurigakan?" tanyanya.
"Rumah itu tidak berpenghuni sejak pertama saya bekerja. Namun hal itu ditutupi oleh Bu Hilda. Hanya seorang tukang kebun yang saya temui. Itupun hanya dua kali. Tentang keanehan yang berbau mistik atau supranatural yang saya alami di rumah itu, Bapak pasti tidak akan percaya dengan saya," ungkapnya.
"Lantas apa yang membuat anda memutuskan berhenti bekerja?" tanyanya.
"Tidak ada niat saya berhenti bekerja. Namun seperti yang tadi saya bilang, kekuatan jahat tak kasatmata di rumah itu meneror saya habis-habisan di hari naas itu. Beruntung Bagas datang menyelamatkan saya," ujarnya.
"Bagas? Siapa dia?" tanyanya.
"Dia teman saya. Tapi sudah seperti kakak sendiri bagi saya," tukasnya.
"Oh, begitu. Setelah penemuan jasad itu, kenapa anda tidak melapor ke pihak berwajib seperti yang semestinya dilakukan oleh warga negara yang baik," tanyanya.
"Sebenarnya bukan tidak ada niat. Perlu Bapak ketahui, setelah berhasil diselamatkan keluar dari rumah itu, saya sempat dirawat di sebuah klinik selama lima hari. Setelah pulang, saya baru cerita ke Bagas tentang tragedi di rumah itu. Bagas mengajak saya untuk melapor tapi saya minta waktu. Belum sempat saya melakukan hal itu, saya sudah dibekuk lebih dulu," ungkapnya.