Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ranti (2/3)

23 Juli 2022   10:01 Diperbarui: 23 Juli 2022   10:04 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inspektur Vito tampak mengenyeritkan dahinya lalu berkata, "Baik, cukup dulu untuk hari ini. Sementara waktu anda disini dulu. Keterangan anda masih diperlukan."

Saat bangkit hendak pergi, Komandan mendadak diseru. "Pak inspektur!" Ia langsung berhenti seraya menyimak apa yang akan ia dengar tanpa berbalik badan.

"Saya tidak bersalah. Cepat atau lambat, anda akan segera mengetahuinya," ucapnya terkesan mengancam.

......

Dari balik kaca transparan besar itu, tampak sepasang mata sedang menatap dengan penuh awas dan melekat. Di ruangan lain yang tersambung dengan kaca besar itu, tampak sebuah pemeriksaan tengah dilangsungkan terhadap seorang perempuan.

Meski sudah lebih dari satu jam diperiksa, perempuan yang tak lain adalah Ranti, tampak tenang dan terkesan tanpa beban. Di tubuhnya menempel beberapa kabel sebagai sensor penghantar sinyal yang terhubung dengan alat poligraf. Setiap kali pertanyaan diajukan penguji padanya, alat itu akan merekam dan memberikan gambaran grafis tentang respon atau reaksi yang terjadi dalam dirinya terkait perubahan fisik dan psikologis.

Masih menatap tajam lewat kaca itu, sang komandan teringat kembali interogasi sebelumnya. Ia terperangah dengan keterangan yang diberikan Ranti. Setelah dikaji ulang, banyak hal dari keterangannya itu berbeda bahkan bertolak belakang dengan data dan temuan tim di lapangan. Oleh karena itu, dilakukanlah pengujian lebih lanjut dengan menggunakan alat pendeteksi kebohongan.

Pemeriksaan hampir dua jam yang mendebarkan itu membawa hasil yang mencengangkan. Komandan terheran-heran dan dibuat tak percaya. Pemeriksaan yang diharapkan menghasilkan titik terang itu ternyata berjalan tidak sesuai dengan harapan.

Alat itu seakan tidak berdaya mengungkap apa yang semestinya diungkap. Tanda-tanda kebohongan dari sejumlah info fiktif dan manipulatif bersumber dari Ranti yang kemudian dikonfrontir, nyatanya tidak terdeteksi oleh alat tersebut. Hampir tidak ada fluktuasi yang berarti jika dilihat dari hasil grafik yang diperoleh. Semuanya tampak seperti normal saja.

Padahal alat itu sangat sensitif dengan tingkat akurasi mencapai 90%. Jika ada perubahan sedikit saja pada organ tubuh seperti detak jantung, pernapasan, tekanan darah, denyut nadi, dan keringat, alat itu pasti akan merespon dan bereaksi seketika. Alat itu juga sangat reaktif terhadap gejolak emosi yang dirasakan orang yang diperiksa seperti cemas, gugup, takut, resah, dan gelisah.

Dari hasil pengujian, secara keseluruhan disimpulkan Ranti tidak berbohong. Bagi Komandan, hal itu sungguh aneh dan tidak bisa dipercaya. Kecewa dan kesal terlihat jelas dari raut wajahnya dan tak mampu ia sembunyikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun