Mohon tunggu...
ahmad hassan
ahmad hassan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Berkecimpungan dalam dunia pendidikan. Suka musik klasik & nonton film. Moto "semua sudah diatur".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ranti (2/3)

23 Juli 2022   10:01 Diperbarui: 23 Juli 2022   10:04 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Huaaahhh!" pekik Ranti tiba-tiba terbangun membuyarkan angan Bagas seketika.

"Ran! Sadar, Ran! Aku ada disini bersamamu," ujarnya sambil menahan tubuh Ranti yang meronta seperti orang kerasukan.

"Mayat! Aku melihat mayat di kamar itu," serunya dengan nafas terengah-engah dan mata terbelalak.

"Tenanglah, Ran! Kau sudah aman sekarang," ucapnya terperangah mendengar ocehan Ranti.

"Aku melihat banyak hal mengerikan di rumah itu. Dan itu sungguh menakutkan. Ku pikir aku tidak akan bisa keluar dari sana dan meninggal disana," ratapnya.

"Aku sungguh menyesal mendengarnya. Namun aku sangat bersyukur bisa menemukanmu," timpalnya.

"Kau benar, Mas. Semestinya aku tidak menerima pekerjaan itu sejak awal. Maafkan aku karena sudah tidak mendengarkanmu," ungkapnya tersedu-sedu.

"Sudahlah, Ran. Itu bukan salahmu. Lihatlah dirimu! Kau selamat meskipun cedera. Dan itu nikmat yang patut disyukuri. Sekarang yang kau perlukan hanyalah istirahat total dan fokus saja pada pemulihan kesehatanmu. Dan yang tak kalah penting, jangan banyak pikiran. Oke?" tuturnya.

"Iya, Mas. Entah apa jadinya aku tanpamu. Terima kasih sudah menyelamatkanku. Aku berutang budi begitu banyak padamu," ucapnya.

Bagas hanya mengangguk sambil tersenyum menanggapi ucapan itu. Ia hanya berharap Ranti bisa segera pulih seperti kata dokter. Meskipun tragedi yang menimpa Ranti masih jadi tanda tanya besar, ia berharap suatu hari nanti tabir misteri di rumah itu bisa terkuak. Demi kesembuhan Ranti, ia akan mengesampingkan seluruh kerisauan di seputar misteri yang memenuhi benaknya.

.......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun