Mohon tunggu...
Dieter Alvarez
Dieter Alvarez Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

Selalu ada kekecewaan menanti, bagi kamu yang berusaha sepenuh hati.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Bagaimana Musik Pop Mudah Didengar, tetapi Sulit Direfleksikan

20 Maret 2023   21:44 Diperbarui: 21 Maret 2023   01:09 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Para seniman sedunia, bersatulah!

Catatan kaki:

[1] Remy Sylado, Musik Pop Indonesia: Satu Kebebalan Sang Mengapa, Jurnal Prisma, 1977. Yang dikliping oleh Kineruku, bisa diakses di: https://kineruku.com/arsip-satu-kebebalan-sang-mengapa/

[2] Erich Fromm, Seni Mencintai, Basa-Basi, Jogjakarta, 2018, hal: 39.

[3] Artikel yang ditulis oleh Misbahul Huda, Waktu dan Manusia, dalam kolom LSF Discourse, yang bisa diakses di: https://lsfdiscourse.org/waktu-dan-manusia/

[4] Pierre Bordieu, Pertanyaan-pertanyaan Sosiologi, IRCiSoD, Jogjakarta, 2020, hal: 268.

[5] Ibid, hal: 269.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun