Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber] Ad Infinitum: Belajar Mati Mengenaskan Ala Bung Karno

28 November 2015   20:13 Diperbarui: 28 November 2015   20:27 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Ayo tembak aku, antek asing! Kau pikir dengan benda itu aku akan kapicirit dan langsung bersedia menjual tanah air ini kepada kalian, begitu?!”

Kembali Jono Novanto mundur dengan agak gugup. Kali ini saking jerinya ia sampai menabrak daun pintu yang rusak itu hingga kedagar-dagar dan hampir ngusruk.

Melihat kejadian itu, kedua orang yang mengapit Jono Novanto mengernyitkan dahi pertanda kurang suka akan kepengecutan Jono Novanto. Bukankah dia menggenggam pistol? Menagapa harus menjadi sepengecut itu?

Dengan wajah gusar sosok yang berambut gondrong menghadang, dan langsung mendorong dada Gie dengan kasar.

Gie mundur sejenak untuk kemudian kembali tegak.

Si Gondrong tertawa mengejek, dan kembali mendorong Gie dengan gaya yang sama.

Kembali Gie terdorong ke belakang, dan kembali Gie tegak berdiri.

Tawa Si Gondrong  semakin keras. Tapi ketika ia ingin mengulangi tindakannya yang tadi, entah bagaimana, tahu-tahu tangan Gie telah menjambak rambutnya serta membantingnya, membuat situasi kembali panas.

Suster dan perawat gadungan kembali menyerbu, yang langsung dihadang oleh Plenyun dan Ridwan dengan amat keteter. Sementara Si Botak Plontos membogem wajah Gie dengan amat telak, membuat kepala Gie terhuyung ke samping terbawa kerasnya pukulan.

Tapi Gie tetap tegak berdiri, dan menatap dengan amat tajam ke arah Si Botak Plontos.

Agak ragu, Si Botak plontos kembali memukul Gie, yang sambil terhuyung ke samping Gie sekaligus memanfaatkan daya dorong pukulan tersebut untuk memutar tubuh dan mengahantamkan lengannya ke tengkuk Si Botak Plontos hingga terjatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun