Kementerian ini dapat lebih berfokus pada upaya-upaya melestarikan bahasa daerah, seni tradisional, adat istiadat, serta kebijakan pelestarian budaya yang seringkali kurang diperhatikan di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan modernisasi. Kebudayaan juga dapat berperan sebagai penggerak pariwisata berbasis budaya dan sumber ekonomi kreatif bagi masyarakat.
Dengan pembagian ini, masing-masing kementerian diharapkan mampu lebih responsif terhadap isu-isu spesifik yang dihadapi di sektornya, mengurangi beban birokrasi, dan meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan. Pemisahan ini juga mempermudah alokasi sumber daya, baik dari segi anggaran maupun tenaga kerja, ke area-area yang lebih membutuhkan.
Koordinasi antar kementerian tetap diperlukan agar reformasi ini tidak menciptakan silo-silo yang menghambat sinergi. Sebagai contoh, integrasi antara riset sains dan pendidikan tinggi dengan kebudayaan dapat melahirkan inovasi berbasis warisan budaya yang tidak hanya menjaga kebudayaan, tetapi juga mengadaptasikannya ke era modern.
Dengan masing-masing kementerian lebih fokus pada tujuan khusus, peningkatan mutu pendidikan dan inovasi di Indonesia diharapkan bisa berjalan lebih cepat dan terarah.
b. Koordinasi yang Lebih Efisien
Meskipun Kemendikbud-Ristek dipecah menjadi tiga kementerian, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta Kementerian Kebudayaan kerjasama antar ketiga kementerian tetap menjadi kunci untuk mencapai tujuan bersama: meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkuat daya saing bangsa. Pembagian ini bukan berarti mereka bekerja secara terpisah, tetapi justru memungkinkan fokus yang lebih spesifik sekaligus mendorong kolaborasi yang lebih terarah di berbagai bidang. Berikut adalah beberapa poin penting tentang bagaimana ketiga kementerian ini bisa berkolaborasi dengan lebih baik:
1) Kesinambungan Pendidikan dari Dasar hingga Tinggi
Meskipun ada pemisahan antara pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan tinggi, penting agar kedua kementerian ini bekerja secara sinkron. Pengembangan kurikulum dan pendidikan karakter di tingkat dasar dan menengah harus sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan di tingkat pendidikan tinggi. Ini berarti:
- Kurikulum Merdeka, yang diterapkan di tingkat dasar hingga menengah perlu didukung oleh pendidikan tinggi, terutama dalam hal menciptakan tenaga pengajar berkualitas dan inovatif yang mampu mengimplementasikan kurikulum ini secara efektif.
- Peningkatan kompetensi guru dan ketersediaan program pelatihan berkelanjutan bagi tenaga pendidik di pendidikan dasar dan menengah harus dikaitkan dengan riset terbaru dan inovasi dari perguruan tinggi.
Dengan demikian, kedua kementerian ini perlu bekerja sama dalam merancang kebijakan pendidikan yang terintegrasi, sehingga hasil pendidikan dasar dan menengah mempersiapkan siswa untuk sukses di pendidikan tinggi dan dunia kerja.
2) Inovasi Berbasis Riset yang Mengalir dari Pendidikan Tinggi ke Pendidikan Dasar
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi memiliki tanggung jawab dalam mendorong inovasi riset dan pengembangan teknologi, namun hasil dari inovasi ini juga harus berdampak pada pendidikan dasar dan menengah. Misalnya:
- Inovasi dalam teknologi pendidikan dapat diimplementasikan di sekolah-sekolah dasar dan menengah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengembangan platform digital dan alat bantu pembelajaran berbasis teknologi, seperti AI untuk pendidikan, bisa diadopsi lebih luas melalui kerja sama antara kedua kementerian.
- Penelitian di bidang pedagogi dan psikologi pendidikan dari perguruan tinggi bisa diterapkan langsung untuk meningkatkan strategi pengajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah, menciptakan pendekatan yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa di era digital.