4. Bubur Ketan
Bubur ketan terbuat dari beras ketan putih yang dimasak hingga lembut dan lengket. Bubur ini biasanya disajikan dengan saus santan yang gurih dan kental, serta diberi tambahan gula merah cair sebagai pemanis. Tekstur bubur ketan yang kenyal dan lengket membuatnya berbeda dari bubur beras biasa, dan sering menjadi hidangan penutup yang digemari.
Setiap jenis bubur di atas memiliki cita rasa dan karakteristik yang unik, mencerminkan kekayaan kuliner tradisional. Bubur dapat dinikmati dalam berbagai kesempatan, baik sebagai makanan utama maupun sebagai camilan manis atau gurih.
Istilah "bubur" tidak hanya digunakan dalam dunia kuliner, tetapi juga ditemukan dalam bidang pertanian dan biologi, seperti pada bubur bordo (bubur Bordeaux). Bubur Bordeaux adalah salah satu jenis fungisida yang dibuat dari campuran sulfat tembaga (kupri hidroksida) dan kapur (kalsium hidroksida). Fungisida ini pertama kali dikembangkan di Bordeaux, Prancis, dan sering digunakan untuk melindungi tanaman dari serangan jamur dan hama.
Bubur Bordeaux bekerja dengan membentuk lapisan pelindung pada permukaan tanaman yang mencegah jamur dan mikroorganisme merusak tanaman. Biasanya, bubur ini diaplikasikan dengan cara disemprotkan pada tanaman, terutama pada daun, batang, dan buah. Fungisida ini banyak digunakan pada tanaman anggur, kentang, tomat, dan tanaman buah lainnya yang sering rentan terhadap serangan penyakit jamur seperti embun tepung, bercak daun, atau penyakit busuk daun.
Proses pembuatan bubur Bordeaux melibatkan pencampuran sulfat tembaga (yang memberikan efek anti-jamur) dengan kapur (yang menurunkan tingkat keasaman atau pH campuran, sehingga tidak merusak tanaman). Dalam bentuk cairannya, bubur ini berwarna biru kehijauan, dan sering digunakan dalam pertanian organik karena dianggap aman jika digunakan dengan benar dan tidak meninggalkan residu berbahaya.
Namun, meskipun bubur Bordeaux efektif sebagai fungisida, penggunaannya harus tetap diawasi dan dibatasi, karena akumulasi tembaga dalam tanah dalam jumlah berlebihan dapat berdampak negatif pada lingkungan dan tanah. Maka dari itu, petani perlu berhati-hati dalam dosis dan frekuensi penggunaannya, menjaga keseimbangan antara manfaat fungisida dan dampak lingkungannya.
Dalam konteks biologi dan pertanian, bubur Bordeaux merupakan salah satu contoh bagaimana bahan-bahan kimia sederhana bisa digunakan untuk melindungi tanaman dari penyakit secara efektif.
Bubur Tinutuan, atau lebih dikenal sebagai Bubur Manado, adalah makanan khas dari Sulawesi Utara, khususnya daerah Manado. Bubur ini unik dan berbeda dari bubur beras pada umumnya karena menggabungkan berbagai bahan dan sayuran yang menjadikannya lebih kaya rasa dan bergizi. Bubur Tinutuan terkenal sebagai makanan yang sehat karena mengandung campuran bahan-bahan alami seperti beras, jagung, ubi, dan sayuran segar.
Cara membuat Bubur Tinutuan melibatkan proses memasak beras yang ditambah dengan bumbu-bumbu tradisional seperti garam, daun salam, serai (sereh), dan daun kemangi. Bumbu-bumbu ini memberikan aroma harum dan rasa gurih yang khas pada bubur.
Yang membuat bubur ini lebih spesial adalah tambahan bahan-bahan seperti jagung manis dan ubi merah, yang dimasak bersama beras hingga semuanya lunak. Jagung memberikan rasa manis alami dan tekstur yang renyah, sementara ubi merah memberikan warna menarik dan rasa manis yang lembut. Selain itu, biasanya juga ditambahkan sayur-sayuran seperti kangkung, bayam, atau daun gedi, yang semakin memperkaya kandungan nutrisi dan tekstur bubur.