Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

FOMO: Ketakutan yang Membuat Kita Kehilangan Kehidupan Nyata

7 Oktober 2024   18:26 Diperbarui: 7 Oktober 2024   18:38 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest.com/mind_help 

h. Mengembangkan Mindset Positif

Ketika kita tidak lagi terus-menerus terpapar oleh kehidupan orang lain di media sosial, kita mulai mengembangkan mindset yang lebih positif. Kita tidak lagi merasa perlu mengikuti semua tren atau mencapai standar kebahagiaan yang ditetapkan oleh orang lain. Sebaliknya, kita bisa lebih fokus pada apa yang membuat kita bahagia dan merasa puas dengan kehidupan kita sendiri. Dengan mindset yang lebih positif, kita akan lebih mampu mengatasi perasaan cemas atau takut ketinggalan, dan lebih menikmati momen-momen dalam hidup kita tanpa tekanan dari luar.

Secara keseluruhan, membatasi penggunaan media sosial adalah langkah penting untuk mengurangi FOMO dan menjaga kesehatan mental kita. Dengan lebih sedikit distraksi dari kehidupan orang lain, kita dapat lebih fokus pada diri sendiri, menikmati momen-momen kehidupan, dan mencapai kebahagiaan yang lebih autentik.

3. Mencari Koneksi Nyata 

Sebagai makhluk sosial, manusia secara alami membutuhkan interaksi dan hubungan dengan orang lain untuk merasa terpenuhi dan bahagia. Kebutuhan ini tidak hanya mencakup sekadar komunikasi, tetapi juga kehadiran fisik dan emosi dalam hubungan yang nyata. Sayangnya, dalam era media sosial, banyak orang menggantikan hubungan sosial yang otentik dengan interaksi virtual, yang sering kali lebih dangkal dan tidak memberikan kedalaman emosional yang sama. Hal ini dapat memperburuk perasaan FOMO (Fear of Missing Out), karena media sosial menampilkan versi terbaik dari kehidupan orang lain, yang membuat kita merasa tertinggal atau kurang dalam hidup kita.

Untuk mengatasi hal ini, penting untuk kembali mengutamakan hubungan sosial yang nyata dan membangun koneksi autentik dengan orang lain. Ketika kita fokus pada interaksi langsung, perasaan FOMO perlahan akan memudar, karena hubungan nyata memberikan dukungan emosional, kebahagiaan, dan kepuasan yang jauh lebih mendalam daripada interaksi di dunia maya.

a. Hubungan Nyata Lebih Mendalam dan Bermakna

Hubungan sosial yang dibangun melalui interaksi tatap muka atau kehadiran fisik jauh lebih mendalam daripada hubungan yang hanya terbentuk di media sosial. Ketika kita bertemu langsung dengan teman atau keluarga, kita bisa berbagi emosi, pengalaman, dan pikiran secara lebih personal. Percakapan yang terjadi dalam kehidupan nyata sering kali lebih jujur dan terbuka, memungkinkan kita untuk merasa lebih terhubung secara emosional. Koneksi ini membantu kita merasa diterima dan didukung, yang pada akhirnya mengurangi perasaan cemas dan terisolasi yang sering disebabkan oleh FOMO.

b. Mengurangi Ilusi yang Diciptakan oleh Media Sosial

Media sosial sering kali menampilkan versi ideal dari kehidupan orang lain. Foto liburan, momen bahagia, pencapaian, dan gaya hidup mewah adalah sebagian kecil dari kenyataan hidup mereka, tetapi ini menciptakan ilusi bahwa orang lain selalu bahagia dan sukses. Ketika kita terlalu fokus pada kehidupan virtual ini, kita mulai membandingkan diri kita dengan orang lain, yang memicu FOMO. Namun, dalam interaksi langsung, kita dapat melihat dan merasakan realitas kehidupan orang lain dengan lebih jelas—termasuk tantangan, kegagalan, dan kesedihan yang mungkin tidak terlihat di media sosial. Ini membantu kita memahami bahwa semua orang menghadapi pasang surut dalam hidup mereka, sehingga kita tidak lagi merasa tertinggal.

c. Membangun Rasa Empati dan Kebersamaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun