h. Mengembangkan Mindset Positif
Ketika kita tidak lagi terus-menerus terpapar oleh kehidupan orang lain di media sosial, kita mulai mengembangkan mindset yang lebih positif. Kita tidak lagi merasa perlu mengikuti semua tren atau mencapai standar kebahagiaan yang ditetapkan oleh orang lain. Sebaliknya, kita bisa lebih fokus pada apa yang membuat kita bahagia dan merasa puas dengan kehidupan kita sendiri. Dengan mindset yang lebih positif, kita akan lebih mampu mengatasi perasaan cemas atau takut ketinggalan, dan lebih menikmati momen-momen dalam hidup kita tanpa tekanan dari luar.
Secara keseluruhan, membatasi penggunaan media sosial adalah langkah penting untuk mengurangi FOMO dan menjaga kesehatan mental kita. Dengan lebih sedikit distraksi dari kehidupan orang lain, kita dapat lebih fokus pada diri sendiri, menikmati momen-momen kehidupan, dan mencapai kebahagiaan yang lebih autentik.
3. Mencari Koneksi NyataÂ
Sebagai makhluk sosial, manusia secara alami membutuhkan interaksi dan hubungan dengan orang lain untuk merasa terpenuhi dan bahagia. Kebutuhan ini tidak hanya mencakup sekadar komunikasi, tetapi juga kehadiran fisik dan emosi dalam hubungan yang nyata. Sayangnya, dalam era media sosial, banyak orang menggantikan hubungan sosial yang otentik dengan interaksi virtual, yang sering kali lebih dangkal dan tidak memberikan kedalaman emosional yang sama. Hal ini dapat memperburuk perasaan FOMO (Fear of Missing Out), karena media sosial menampilkan versi terbaik dari kehidupan orang lain, yang membuat kita merasa tertinggal atau kurang dalam hidup kita.
Untuk mengatasi hal ini, penting untuk kembali mengutamakan hubungan sosial yang nyata dan membangun koneksi autentik dengan orang lain. Ketika kita fokus pada interaksi langsung, perasaan FOMO perlahan akan memudar, karena hubungan nyata memberikan dukungan emosional, kebahagiaan, dan kepuasan yang jauh lebih mendalam daripada interaksi di dunia maya.
a. Hubungan Nyata Lebih Mendalam dan Bermakna
Hubungan sosial yang dibangun melalui interaksi tatap muka atau kehadiran fisik jauh lebih mendalam daripada hubungan yang hanya terbentuk di media sosial. Ketika kita bertemu langsung dengan teman atau keluarga, kita bisa berbagi emosi, pengalaman, dan pikiran secara lebih personal. Percakapan yang terjadi dalam kehidupan nyata sering kali lebih jujur dan terbuka, memungkinkan kita untuk merasa lebih terhubung secara emosional. Koneksi ini membantu kita merasa diterima dan didukung, yang pada akhirnya mengurangi perasaan cemas dan terisolasi yang sering disebabkan oleh FOMO.
b. Mengurangi Ilusi yang Diciptakan oleh Media Sosial
Media sosial sering kali menampilkan versi ideal dari kehidupan orang lain. Foto liburan, momen bahagia, pencapaian, dan gaya hidup mewah adalah sebagian kecil dari kenyataan hidup mereka, tetapi ini menciptakan ilusi bahwa orang lain selalu bahagia dan sukses. Ketika kita terlalu fokus pada kehidupan virtual ini, kita mulai membandingkan diri kita dengan orang lain, yang memicu FOMO. Namun, dalam interaksi langsung, kita dapat melihat dan merasakan realitas kehidupan orang lain dengan lebih jelas—termasuk tantangan, kegagalan, dan kesedihan yang mungkin tidak terlihat di media sosial. Ini membantu kita memahami bahwa semua orang menghadapi pasang surut dalam hidup mereka, sehingga kita tidak lagi merasa tertinggal.
c. Membangun Rasa Empati dan Kebersamaan