Dengan demikian, fokus pada hubungan nyata dan interaksi langsung dengan orang lain adalah cara yang efektif untuk mengatasi FOMO. Koneksi yang otentik memberikan kepuasan emosional yang lebih dalam, mengurangi tekanan dari media sosial, dan membantu kita merasa lebih puas dengan kehidupan kita sendiri. Ini menciptakan keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata, di mana kita bisa lebih menikmati momen-momen penting dalam hidup tanpa merasa tertinggal atau terasing.
4. Hargai diri sendiriÂ
Menyadari dan menghargai hal-hal baik yang kita miliki dalam hidup adalah kunci untuk mengurangi rasa iri dan perasaan kurang berharga yang sering kali dipicu oleh FOMO (Fear of Missing Out). Ketika kita terlalu fokus pada kehidupan orang lain, baik itu melalui media sosial atau lingkungan sekitar, kita bisa merasa seolah-olah hidup kita tidak cukup baik atau kita tertinggal dibandingkan dengan orang lain. Hal ini menciptakan perasaan cemas, iri, dan kekurangan. Namun, dengan berlatih untuk selalu bersyukur atas apa yang kita miliki, kita bisa mengatasi perasaan negatif ini dan menemukan kepuasan dalam kehidupan kita sendiri.
a. Menghargai Apa yang Kita Miliki
Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang unik, dengan pencapaian, pengalaman, dan sumber daya yang berbeda-beda. Ketika kita fokus pada hal-hal positif yang ada dalam hidup kita—seperti keluarga, teman, kesehatan, atau pencapaian kecil sehari-hari—kita mulai menyadari bahwa hidup kita sebenarnya dipenuhi dengan hal-hal baik. Rasa syukur membantu kita memusatkan perhatian pada apa yang sudah kita miliki, daripada merasa iri terhadap apa yang dimiliki orang lain. Dengan bersyukur, kita tidak lagi memandang hidup kita melalui kacamata kekurangan, tetapi melalui kacamata kelimpahan.
b. Mengurangi Perasaan Iri
Iri hati sering kali timbul karena kita membandingkan hidup kita dengan orang lain, terutama ketika kita melihat kehidupan mereka melalui lensa media sosial. Namun, dengan menyadari hal-hal baik yang sudah kita miliki dan bersyukur atasnya, kita bisa meredam perasaan iri tersebut. Mengingat hal-hal baik dalam hidup kita membantu kita fokus pada diri sendiri dan mengurangi tekanan untuk mengejar standar kebahagiaan atau kesuksesan yang ditetapkan oleh orang lain. Rasa iri hanya timbul ketika kita merasa hidup kita kurang, dan dengan bersyukur, perasaan ini dapat diredam secara signifikan.
c. Fokus pada Pekerjaan dan Tujuan Saat Ini
Daripada mencari validasi dari orang lain atau merasa harus mengikuti tren tertentu, lebih baik fokus pada apa yang sedang kita kerjakan saat ini. Ketika kita sepenuhnya hadir dan terlibat dalam tugas atau tujuan kita, kita akan merasa lebih produktif dan puas. FOMO sering kali terjadi karena kita merasa ada hal lain yang lebih baik yang bisa kita lakukan, tetapi dengan memberikan perhatian penuh pada pekerjaan saat ini, kita bisa menemukan makna dan kepuasan dalam apa yang kita lakukan. Alih-alih berusaha membuktikan diri di mata orang lain, kita bisa mencapai kebahagiaan dengan mengejar tujuan pribadi dan meraih pencapaian yang bermakna bagi diri sendiri.
d. Menemukan Kepuasan dari Dalam Diri
Salah satu cara untuk mengatasi perasaan FOMO adalah dengan menemukan kepuasan dari dalam diri, bukan dari pengakuan atau validasi eksternal. Ketika kita merasa bahwa kebahagiaan dan keberhasilan kita harus diakui oleh orang lain, kita cenderung merasa tidak puas dan selalu mencari lebih banyak. Namun, jika kita dapat meraih kebahagiaan dan kepuasan melalui pencapaian pribadi, kita tidak lagi merasa perlu untuk membandingkan diri dengan orang lain. Fokus pada perkembangan diri, pencapaian yang kita raih sendiri, dan tujuan yang kita tetapkan untuk diri kita sendiri adalah langkah penting dalam mencapai kebahagiaan yang lebih stabil dan autentik.