1. Fokus Pada Diri SendiriÂ
Setiap orang tidak mungkin terus mengikuti perkembangan setiap saat, begitu pula dengan kebahagiaan. Hidup itu penuh dinamika, selalu berputar, dengan momen-momen bahagia, sedih, menantang, dan penuh makna. Harapan untuk selalu bahagia atau selalu berada di puncak pencapaian adalah sesuatu yang tidak realistis. Namun, orang yang mengalami FOMO (Fear of Missing Out) sering kali terjebak dalam perangkap perbandingan sosial, di mana mereka merasa bahwa hidup mereka harus selalu sesuai dengan apa yang mereka lihat dari orang lain, terutama di media sosial.
a. Hidup Tidak Bisa Selalu Mengikuti Perkembangan
Di dunia yang terus berkembang dengan sangat cepat, mencoba mengikuti semua tren, berita, atau inovasi terbaru akan terasa sangat melelahkan. Tidak mungkin bagi seseorang untuk selalu berada di garis depan setiap perkembangan karena waktu, energi, dan sumber daya terbatas. Misalnya, tren mode, teknologi, atau hiburan selalu berubah, dan seseorang yang terus berusaha untuk tetap up-to-date akan mengalami tekanan yang besar. Ini menciptakan ketegangan internal dan bisa membuat seseorang merasa tertinggal jika mereka tidak mengikuti tren terbaru.
Kenyataannya, tidak ada yang bisa berada di mana-mana sekaligus atau mengetahui segala sesuatu yang sedang terjadi. Menerima kenyataan ini adalah langkah penting untuk melepaskan diri dari tekanan FOMO. Fokus pada hal-hal yang benar-benar penting bagi diri sendiri, daripada mengejar tren yang terus berganti, akan membawa lebih banyak kepuasan dan ketenangan.
b. Kebahagiaan Tidak Mungkin Abadi
 Kehidupan manusia terdiri dari berbagai momen yang terus berganti, dan kebahagiaan adalah salah satu dari banyak emosi yang kita rasakan. Tidak mungkin seseorang selalu merasa bahagia setiap saat karena hidup selalu penuh dengan perubahan, tantangan, dan emosi lain seperti kesedihan, kebingungan, atau kegelisahan. FOMO sering kali diperparah oleh gambar-gambar kehidupan orang lain yang terlihat sempurna di media sosial—seperti liburan indah, momen keluarga yang bahagia, atau pencapaian besar. Ini menciptakan ilusi bahwa orang lain selalu bahagia, dan kita seharusnya juga merasa demikian.
Namun, kenyataannya, setiap orang mengalami pasang surut dalam hidup mereka, termasuk orang-orang yang tampak bahagia di media sosial. Menerima bahwa kebahagiaan bukanlah keadaan yang permanen, melainkan momen-momen yang muncul dan hilang, akan membantu seseorang melepaskan tekanan untuk selalu terlihat atau merasa sempurna. Justru melalui pengalaman berbagai emosi, kita bisa lebih menghargai momen-momen kebahagiaan ketika itu datang.
c. Tidak Perlu Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Membandingkan diri dengan orang lain adalah salah satu penyebab utama FOMO. Ketika seseorang melihat pencapaian atau momen bahagia orang lain, mereka sering kali merasa bahwa hidup mereka kurang berharga atau tertinggal. Ini menimbulkan rasa cemas dan ketidakpuasan, karena mereka merasa tidak bisa mencapai standar yang sama dengan orang lain. Padahal, setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda, dengan tantangan, kesempatan, dan keberhasilan yang unik. Membandingkan diri dengan orang lain sering kali tidak adil, karena kita hanya melihat bagian terbaik dari hidup mereka, bukan perjuangan di baliknya.