Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tirai Gelap: Intrik Suap di Balik Koridor DPR RI

15 Juni 2024   07:09 Diperbarui: 15 Juni 2024   07:09 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu, Arjuna tiba di kantornya dengan semangat yang membara. Dukungan dari masyarakat dan keberhasilan dalam mengungkap jaringan korupsi memberikan energi baru. Namun, dia juga sadar bahwa ancaman masih mengintai di balik bayang-bayang.

Ketika Arjuna sedang membaca dokumen di ruang kerjanya, telepon di mejanya berdering. "Pak Arjuna, ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda. Dia mengaku memiliki informasi penting," kata resepsionis.

"Baik, suruh dia masuk," jawab Arjuna dengan nada penuh rasa ingin tahu.

Seorang pria paruh baya masuk ke ruangan. Wajahnya tampak tegang, dan matanya terus melirik ke sekeliling, seolah-olah takut diawasi.

"Pak Arjuna, nama saya Budi. Saya punya informasi penting tentang orang-orang yang masih berada di belakang jaringan korupsi ini. Tapi kita harus bicara di tempat yang lebih aman," katanya dengan nada cemas.

Arjuna mengangguk dan memutuskan untuk membawa Budi ke ruang rapat kecil yang terisolasi. Di sana, Budi mulai menceritakan tentang beberapa anggota DPR dan pejabat tinggi lainnya yang masih terlibat dalam jaringan korupsi. Dia memberikan nama-nama dan detail yang mengejutkan.

"Ini sangat berharga, Budi. Terima kasih atas keberanianmu," kata Arjuna dengan tulus.

Namun, Budi tiba-tiba berhenti berbicara dan menundukkan kepala. "Ada satu hal lagi, Pak. Saya harus mengakui sesuatu. Saya telah dipaksa oleh mereka untuk memberikan informasi yang menyesatkan. Mereka mengancam nyawa keluarga saya."

Arjuna terkejut. "Apa maksudmu?"

"Saya disuruh untuk menyampaikan informasi palsu kepada Anda agar Anda terperangkap. Mereka ingin menjatuhkan Anda dan membungkam Anda selamanya. Tapi saya tidak bisa melakukannya. Saya ingin membantu Anda, tetapi keluarga saya dalam bahaya," jawab Budi dengan air mata di matanya.

Arjuna merasa marah dan prihatin sekaligus. "Budi, saya berjanji akan melindungi Anda dan keluarga Anda. Kita akan memastikan bahwa mereka tidak bisa menyakiti Anda lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun