"Iya. Dan menikah."
"Aneh ya."
"Iya."
***
"Aku mungkin sangat melukainya," kata Andaru kepada seseorang di depannya. Kini, setelah 2 tahun pernikahannya---setidaknya itu yang masih diingat Andaru---istrinya meninggalkannya. Ia tak ingat apa pun. "Ini seperti ada yang memblokade ingatanku," katanya lagi,
"Apa yang kamu ingat sejauh ini?" tanya orang itu.
"Kami pertama kali bertemu di stasiun---cerita ini sering kami ulangi sebelum tidur---ketinggalan kereta, berbincang-bincang untuk menunggu kereta pertama, dan selesai. Lalu, kami bertemu lagi dan menikah."
"Lalu?"
"Kami bertemu lagi dan menikah sebulan kemudian. Kami pindah ke apartemen baru. Hidup layaknya pasangan suami istri baru. Dan istriku tiba-tiba membeli sebuah lukisan."
"Lukisan?" tanya orang itu. Ia mencoba menggali tentang lukisan itu. Barangkali dengan lukisan itu, Andaru bisa membuka blokade yang memutus ingatannya. "Lukisan seperti apa?"
"Aku menyebutnya, Kekasih Bayangan, lukisan hitam putih. Seingatku, aku tak pernah bilang ke dia kalau aku menyebut lukisan itu Kekasih Bayangan."