Mohon tunggu...
AFRITA NINGSIH
AFRITA NINGSIH Mohon Tunggu... -

suka membaca buku, menulis novel, pernah ikut lomba menulis novel.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

CINTA DUA IDENTITAS

25 Maret 2015   14:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:02 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku mengerti, Ayah. Tapi aku tidak akan mengambil kesempatan kuliah di Inggris, karena aku akan kuliah di India~tempat kelahiranku.” Kataku mantap.

Lima jam sebelum berangkat, aku pergi dengan Grace ke puncak. Grace tahu aku akan meninggalkannya kembali ke India. Tapi ia belum tahu maksudku mengajaknya kesini adalah untuk memutuskan hubungan kami. Sampai akhirnya tiba waktuku untuk mengatakan.

“Grace, maaf bila ini menyakitkanmu. Tapi kita tak bisa bersama lagi, karena banyak alasan yang belum bisa aku jelaskan padamu.”

“Kenapa, Dit? Ada yang kamu cintai selain aku. Apa aku kurang mempesonamu?” Katanya dengan airmata membasahi pipi.

“Tidak, kamu sangat cantik dan seksi. Selain jarak kita yang jauh, ada satu alasan yang tidak dapat aku katakan padamu sampai semuanya siap. Aku tidak mau menggantung statusmu, tolong mengerti aku.” Kataku memegang tangannya yang lembut.

“Aku mengerti, selamat tinggal. Semoga yang kamu impikan tercapai.” Katanya mencium keningku.

“Terima kasih, Grace.”  Kataku meninggalkannya pergi.

Setibanya di India, aku hanya memikirkan James,. Bagaimana kabarnya? Apa kuliahnya baik-baik saja? Aku mengirimnya email, tapi tidak pernah di balas.

Tahun pertama sebagai mahasiswa Rajasthan University. Membuatku semakin sadar bahwa semua yang kita inginkan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semuanya itu butuh kerja keras, aku yang dididik dari kecil sebagai laki-laki memahaminya. Untuk mendapatkan sesuatu aku harus menabung sampai berapa tahun, Ayah tidak mau membelikan jika itu bukan uangku sendiri. Dengan semua hal yang diajarkan Ayah, sekarang aku bisa hidup mandiri di negeri orang. Setahun bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan, telah membiayai kehidupanku tanpa harus menunggu uang kiriman dari Indonesia. Sampai suatu hari, Ayah mengirim surat kuasa untuk mengurus akte kelahiranku. Aku tidak menyangka Ayah akan secepat itu menyetujui keinginanku. Tapi aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, aku langsung mengurusnya dengan konsekuensi kehilangan pekerjaan sebagai manajer.

Aku yang resmi jadi perempuan menjalani kehidupanku seperti biasa sebagai mahasiswi. Tapi tidak semudah yang dibayangkan, ternyata merubah wujud akan mempengaruhi semuanya termasuk kuliahku. Aku tidak bisa kuliah dengan wujud baru~harus meninggalkan kampus untuk memulai lagi dari awal. Aku bingung, memilih Inggris untuk memulai semuanya. Di Inggris, uang dari sisa bekerja sebagai manajer aku gunakan untuk menyewa apartemen murah dan mendaftar kuliah yang tidak jauh dari sana. Untuk memenuhi kebutuhanku disini, aku bekerja sebagai wartawan freelance. Aku yang perempuan, sekarang hidup dengan perasaan aman dan nyaman. Tanpa harus merasa takut, kalau identitasku terbongkar. Bekerja sebagai wartawan tidak menuntutku selalu berpakaian rapi, karena masih menampakkan sisi maskulin dari wujudku yang terdahulu. Sehingga banyak diantara rekanku yang tidak percaya kalau aku ini perempuan. Dengan buah dada yang dililit kain dimasa lalu, membuatnya tidak terlihat~merupakan ciri khas utama seorang perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun