Mohon tunggu...
AFRITA NINGSIH
AFRITA NINGSIH Mohon Tunggu... -

suka membaca buku, menulis novel, pernah ikut lomba menulis novel.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

CINTA DUA IDENTITAS

25 Maret 2015   14:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:02 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sorry, but I don’t believe it.

I know, but this is me. Aku mencintaimu sejak pertama kita bertemu. Aku tidak bisa mengungkapkannya jika wujudku laki-laki, tapi sekarang sudah beda. Mungkin kamu tidak bisa mencintaiku, yang pasti aku sudah mengungkapkan isi hatiku padamu.

Wait a minute…Do you love me? How can do that? Aku belum bisa katakan kalau aku mencintaimu, jika kamu belum membuktikannya padaku.

“Aku mencari keberadaanmu lewat Grace, tapi kamu tidak meng-emailnya begitu juga dengan aku. Aku menabung untuk bisa datang kesini. Belum cukup tabunganku, aku  sudah bisa kesini karena undangan pertunjukkan seni. Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu percaya akan cintaku?”

That’s enough. Aku sengaja tidak membalas emailmu dengan tujuan agar kamu datang kesini dan mengungkapkan perasaanmu. Aku sudah tahu kalau kamu perempuan dari Tante Anita. Ia mengirim email padaku dan menceritakan semuanya dari awal saat kamu memutuskan kuliah di India. Ia khawatir kamu akan berbuat nekad. Aku tahu kamu tidak akan menyerah karena keinginan ayahmu, sampai beliau sendiri yang memutuskannya.”

So James, do you love me?”

“Sorry, I can’t love u..”

Aku kecewa dengan pernyataan James, langsung pulang ke Inggris besoknya. Semalam aku menangis untuk pertama kalinya sebagai perempuan, aku menyesal tidak merubah jenis kelaminku sesuai dengan keinginan ayah. Tapi ini cita-cita terbesarku untuk menyadarkan ayah, bahwa perempuan juga bisa lebih baik dari laki-laki. Sakit hati memang tidak menyenangkan apalagi yang merasakannya adalah perempuan. Ingin rasanya kembali ke wujudku yang dulu. Aku sadar ini tidak akan mudah seperti yang aku rasakan di India, apa aku harus memulai lagi dari awal. Dengan pikiran itu, aku tetap dengan wujud perempuanku. Aku menjalani kehidupanku seperti biasa, sekembalinya dari Amerika. Aku menyelesaikan study ku selama 4 tahun dan terus berkarir menjadi wartawan dan guru tari. Dengan kesibukan itu, aku menghilangkan trauma sakit hatiku. Sampai sekarang, aku tetap melajang dan belum bisa menghilangkan perasaanku pada James. Setelah kejadian itu hingga sekarang aku tidak pernah berhubungan lagi dengan James. Walaupun begitu, aku masih berhubungan dengan Grace. Ia banyak cerita tentang pacar barunya. Aku senang hubungan kami baik-baik saja, sampai suatu hari ia tidak sengaja bercerita tentang James. Ia akan ke Inggris bulan ini, katanya. Aku sudah melupakannya, tidak menanggapi hal itu.

Hari ini orangtuaku tiba di Inggris, mereka akan berlibur selama dua bulan. Aku yang tinggal di apartemen sempit tidak bisa menampung mereka, dengan terpaksa aku ungsikan mereka ke hotel. Aku tidak tahu tujuan mereka sebenarnya, sampai aku bertemu tidak sengaja dengan James di pusat perbelanjaan. Aku tidak mau lagi bertemu dengannya menghindar dan berpura-pura tidak melihat. Saat melihatnya tuk pertama kali setelah empat tahun, hatiku berdebar-debar. Apakah ini yang namanya cinta? Waktu bersama Grace, aku tidak pernah merasakan hal ini. Dengan menghindar, ternyata tidak membuat James menyerah. Dimana aku berada pasti ada James, walaupun aku tidak pernah menanggapinya. Seolah-olah  ia tahu jadwalku di luar kepala. Aku curiga dengan apa yang dilakukannya dan kedatangan orangtuaku ke Inggris. Sampai suatu hari, dia memberanikan diri untuk menyapaku.

“Hai, aku James. Boleh kenalan tidak?” katanya mengulurkan tangan untuk berjabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun