“Aku dirumah. gak usah khawatir, aku tadi pulang karena Ibu memintaku menemaninya ke dokter. Maaf telah membuat kalian khawatir”
“Aku ke rumahmu sekarang ya?” kata James dan Grace berbarengan.
“Ga usah, Aku baik-baik aja. See u tomorrow, bye.” Kataku menutup telpon.
♣♣♣
Keesokan paginya, aku berangkat sekolah seperti biasa. Aku melihat Grace ada disana. Ternyata dia pindah sekolah dari Amrik ke Indonesia hanya demi aku. Aku tersanjung dengan perbuatannya, terlebih lagi saat ia menembakku diwaktu yang sama. Aku tidak menyangka hal ini akan terjadi. James yang ada disana memandangku dengan takjub, ia tidak menyangka kalau sepupunya bisa tertarik padaku. Mungkin hal ini tidak asing bagi perempuan Amerika. Dan tidak disangka juga, aku menerima Grace jadi pacarku. Setelah kejadian itu, hubunganku dengan James menjauh bagai bumi dan langit. James sibuk dengan eskul dan pacarnya Oline, ternyata mereka sudah jadian. Aku tahu setelah Grace memberitahukannya padaku. Aku berusaha menghilangkan perasaanku pada James, seiring dengan berjalannya waktu aku menikmati peranku sebagai pacarnya Grace. Kami hang out, bareng James dan Oline ke puncak. Aku mengenalkan Grace pada Ayah. Beliau menyukainya apalagi Grace pandai mengambil hati Ayah. Walaupun beliau pernah berkata perempuan India lebih baik. Beliau memujiku karena berhasil memikat gadis secantik Grace. Sampai suatu hari, aku menyadari bagaimana masa depanku dengan identitas yang tidak jelas.
Hari ini, ulangtahunku yang ke-18. Aku sudah kelas 3, sebentar lagi kuliah tapi aku belum tahu identitas mana yang harus aku gunakan. Di KTP, jenis kelamin yang aku gunakan laki-laki karena Ayah yang mengurusnya. Sampai kapan aku begini? Grace datang ke rumah ia memberiku hadiah~sebuah motor gede. Motor gede ini yang aku inginkan dari dulu ternyata Grace tahu keinginanku itu dari James. Berbicara soal James, ia tidak datang ke pestaku malam ini. Kemanakah dia?
Setelah pesta usai, aku yang lelah membaringkan tubuh di tempat tidur. James yang tidak datang ke pesta semalam hanya mengirimkan SMS permintaan maaf dan hadiah sebuah kalung yang ia titipkan pada Grace. Kalung itu berisi foto James dan aku saat kami pergi ke puncak. Aku sangat sedih, tapi aku bisa apa karena aku bukan pacarnya.
♣♣♣
Kelulusanku sebentar lagi, James memutuskan untuk pulang ke Amerika. Aku hanya bisa mengharapkan ayah untuk tetap mempertahanku sebagai perempuan. Sebelum benar-benar berpisah dengan James. Aku mengajaknya ke tempat favorit kami. Mengenang saat bersama sebagai sahabat, mungkin di pertemuan berikutnya aku bukan sebagai Adit yang sekarang. Begitu juga dengan Grace, dua tahun sudah kami menjalin hubungan. Tapi aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini ke jenjang yang lebih serius, karena identitasku yang belum pasti. Aku harus memutuskannya, walaupun itu sangat menyakitkan. Hari ini kelulusanku diumumkan, aku lulus dengan nilai sangat memuaskan. Aku ditawari beasiswa kuliah di Inggris, aku belum tahu harus mengambilnya atau tidak. Karena harus merundingkannya pada Ayah dan memohon pada beliau untuk memikirkan kembali rencananya merubahku menjadi laki-laki.
“Ayah, bagaimana pendapatmu tentang aku yang kuliah di Inggris?”
“Ayah setuju saja tapi tentang indentitasmu, maaf Ayah belum bisa mengambil keputusan. Karena kau akan kuliah jauh dari Ayah dan Ibu, sangat khawatir bila wujudmu sebagai perempuan.” Kata beliau sembari memukul pelan pundakku.